Banda Aceh, (Antaranews Sumbar) - Sejumlah program mengatasi persoalan kesehatan masyarakat digalakan Bupati Aceh Barat, Ramli MS di tengah keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.
"Tantangan kesehatan ibu dan anak yang dihadapi Aceh Barat yaitu terbatasnya jumlah dana, sarana dan prasarana, kualitas SDM tenaga kesehatan dan masih masyarakat belum partisipasi aktif," katanya dalam siaran pers diterima Antara di Banda Aceh, Selasa.
Ramli di sela-sela menjadi pemateri dalam kegiatan orientasi kepemimpinan di Malang Jatim, menjelaskan beberapa program yang digalakkan itu adalah membentuk "kampung Muslimin" dan membentuk majelis taklim setiap desa.
Selanjutnya mengajak masyarakat berpartisipaai dengan membuat arisan "breuh seureugam" (beras segenggam), membina kemitraan antara bidan desa dan "mak blien", membudayakan kembali perawatan kesehatan secara tradisional, dan mengalokasikan dana sebesar Rp5 juta/gampong.
"Alhamdulillah, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah memberikan yang terbaik untuk kesehatan masyarakat dan salah satu hasil dari tindakan tersebut menurunnya kematian ibu dan anak," katanya.
Orang nomor satu di Kabupaten Aceh Barat tersebut juga berharap pemerintah pusat dapat mendukung progran kesehatan di daerah-daerah seperti pemenuhan fasilitas dan prasarana serta melatih tenaga kesehatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan lebih baik di masa mendatang.
Selain Bupati Aceh Barat, turut menjadi nara sumber dalam kegiatan tersebut yakni Bupati Lahat, Bupati Malang dan Wali Kota Filipina. Sekretaris Utama BKKBN yang diwakili Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional BKKBN, Hermansyah dalam kegiatan itu mengatakan untuk mengurangi kematian ibu dan anak perlu diterapkan "Bridging Leadership".
Program itu, kata dia, telah menunjukan hasil yang positif di negara Filipina.
"Kami berharap dengan proyek percontohan di Aceh Barat, Lahat dan Malang akan menjadi contoh secara nasional di Indonesia nantinya," katanya.(*)
"Tantangan kesehatan ibu dan anak yang dihadapi Aceh Barat yaitu terbatasnya jumlah dana, sarana dan prasarana, kualitas SDM tenaga kesehatan dan masih masyarakat belum partisipasi aktif," katanya dalam siaran pers diterima Antara di Banda Aceh, Selasa.
Ramli di sela-sela menjadi pemateri dalam kegiatan orientasi kepemimpinan di Malang Jatim, menjelaskan beberapa program yang digalakkan itu adalah membentuk "kampung Muslimin" dan membentuk majelis taklim setiap desa.
Selanjutnya mengajak masyarakat berpartisipaai dengan membuat arisan "breuh seureugam" (beras segenggam), membina kemitraan antara bidan desa dan "mak blien", membudayakan kembali perawatan kesehatan secara tradisional, dan mengalokasikan dana sebesar Rp5 juta/gampong.
"Alhamdulillah, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah memberikan yang terbaik untuk kesehatan masyarakat dan salah satu hasil dari tindakan tersebut menurunnya kematian ibu dan anak," katanya.
Orang nomor satu di Kabupaten Aceh Barat tersebut juga berharap pemerintah pusat dapat mendukung progran kesehatan di daerah-daerah seperti pemenuhan fasilitas dan prasarana serta melatih tenaga kesehatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan lebih baik di masa mendatang.
Selain Bupati Aceh Barat, turut menjadi nara sumber dalam kegiatan tersebut yakni Bupati Lahat, Bupati Malang dan Wali Kota Filipina. Sekretaris Utama BKKBN yang diwakili Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional BKKBN, Hermansyah dalam kegiatan itu mengatakan untuk mengurangi kematian ibu dan anak perlu diterapkan "Bridging Leadership".
Program itu, kata dia, telah menunjukan hasil yang positif di negara Filipina.
"Kami berharap dengan proyek percontohan di Aceh Barat, Lahat dan Malang akan menjadi contoh secara nasional di Indonesia nantinya," katanya.(*)