Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Siswa SMA/SMK asal Sulawesi Selatan yang tergabung dalam program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 kagum pada kemegahan arsitektur Istano Basa Pagaruyuang yang berada di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Salah seorang peserta, Nurhikmah di Batusangkar, Jumat, mengatakan bentuk arsitektur Istano Basa Pagaruyuang sangat unik dan berbeda dari beberapa rumah adat yang ada di Indonesia.
"Salah satu bagian yang menarik dari bangunan ini adalah atapnya yang tinggi dan semakin ke atas semakin runcing," katanya.
Selain itu seluruh bagian dindingnya juga dihias dengan beragam ukiran, bahkan hingga ke dinding yang ada pada tingkat ke tiga bangunan tersebut.
Bangunan tersebut menurutnya juga berdiri kokoh serta memiliki ukuran yang sangat besar, sehingga dapat dipastikan akan membuat setiap pengunjungnya merasa kagum.
"Melihat atap yang unik, banyaknya ukiran serta ukuran bangunan yang besar, dapat dibayangkan betapa susahnya mendirikan Istano Pagaruyuang ini," ujarnya.
Senada, peserta lainnya, Nurhasanah juga mengungkapkan kekagumannya terhadap ragam budaya serta arsitektur yang ada di Sumbar, seperti Istano Pagaruyuang.
Selain itu, penampilan atraksi budaya di halaman Pagaruyuang juga membuktikan bahwa kebudayaan Minangkabau masih terjaga di tengah-tengah masyarakat.
Rumah adat itu juga terlihat megah dengan latar belakang pemandangan alam yang masih asri, sehingga menarik untuk diabadikan melalui foto.
"Saya kagum dengan budaya yang ada di sini, selain tradisinya yang masih kental, rumah gadangnya juga megah," katanya.
Rombongan SMN tersebut berkunjung ke Istano Basa Pagaruyuang sembari mengikuti upacara peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan oleh PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dalam rangkaian kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri. (*)
Salah seorang peserta, Nurhikmah di Batusangkar, Jumat, mengatakan bentuk arsitektur Istano Basa Pagaruyuang sangat unik dan berbeda dari beberapa rumah adat yang ada di Indonesia.
"Salah satu bagian yang menarik dari bangunan ini adalah atapnya yang tinggi dan semakin ke atas semakin runcing," katanya.
Selain itu seluruh bagian dindingnya juga dihias dengan beragam ukiran, bahkan hingga ke dinding yang ada pada tingkat ke tiga bangunan tersebut.
Bangunan tersebut menurutnya juga berdiri kokoh serta memiliki ukuran yang sangat besar, sehingga dapat dipastikan akan membuat setiap pengunjungnya merasa kagum.
"Melihat atap yang unik, banyaknya ukiran serta ukuran bangunan yang besar, dapat dibayangkan betapa susahnya mendirikan Istano Pagaruyuang ini," ujarnya.
Senada, peserta lainnya, Nurhasanah juga mengungkapkan kekagumannya terhadap ragam budaya serta arsitektur yang ada di Sumbar, seperti Istano Pagaruyuang.
Selain itu, penampilan atraksi budaya di halaman Pagaruyuang juga membuktikan bahwa kebudayaan Minangkabau masih terjaga di tengah-tengah masyarakat.
Rumah adat itu juga terlihat megah dengan latar belakang pemandangan alam yang masih asri, sehingga menarik untuk diabadikan melalui foto.
"Saya kagum dengan budaya yang ada di sini, selain tradisinya yang masih kental, rumah gadangnya juga megah," katanya.
Rombongan SMN tersebut berkunjung ke Istano Basa Pagaruyuang sembari mengikuti upacara peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan oleh PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dalam rangkaian kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri. (*)