Padang, (Antaranews Sumbar) - Akademisi dari Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Armein Lusi Zeswita,  M.Si menilai kerang air tawar atau pensi  jenis Corbicula dapat menjadi salah satu alternatif protein hewani selain daging.

"Intinya pensi dijadikan beragam panganan yang biasa menggunakan daging seperti dendeng dan produk siap goreng atau nugget," ujarnya di Padang, Senin.

Secara kandungan dalam pensi terdapat 45 persen lebih protein bahkan dibandingkan daging sapi yang tergolong mahal memiliki lemak tak jenuh yang lebih baik.

Menurutnya selama ini masyarakat seperti yang tinggal di sepanjang Danau Maninjau atau Singkarak Sumbar memanfaatkan pensi sebagai gulai, tumis atau sup.

Padahal lebih dari itu pensi dapat dijadikan panganan seperti dendeng dan nugget dengan komposisi tertentu.

Dalam hal ini baik dendeng atau nugget dari kerang pensi memang memerlukan analisis lebih lanjut untuk melihat daya tahan dan komposisinya.

Akan tetapi bila dilakukan dengan baik dan memahami setiap kandungan dalam pensi tersebut, panganan dapat dibuat. Sebagai contoh dalam memisahkan daging dan insang dari cangkang, perlu pengetahuan tentang komposisi daging dan insang.

Pada dasarnya bahan yang digunakan untuk membuat sup, tumis, gulai dan dendeng merupakan daging kerangnya dan tidak termasuk insang. Hal ini penting mengingat insang menjadi tempat hasil penyerapan semua senyawa saat kerang hidup di air.

"Artinya besar kemungkinan insang letaknya pada selaput tipis di dalam cangkang dinilai tidak aman dikonsumsi," ujarnya.

Hal ini serupa kata dia seperti kejadian orang keracunan saat makan keong, ada kemungkinan yang termakan itu insang setelah menyerap beragam pestisida dan zat berbahaya lainnya.

Sayang saat ini dari observasinya, masyarakat masih belum dapat memisahkan antara insang dan daging pada pensi saat akan merebus atau memasaknya.

Dia menambahkan bila pensi ini dibudidayakan lebih jauh oleh masyarakat kemudian dikembangkan dalam usaha kecil menengah tentu akan menguntungkan.

Selain lebih sehat bagi tubuh, secara nilai ekonomis pun lebih efisien dibanding memakan daging.

Perhitungannya bila satu kilogram daging sapi Rp120 ribu ke atas, daging ayam Rp50 ribu ke atas saat ini, pensi dapat dihargai per liternya hanya tidak sampai Rp10 ribu.

Hanya saja saat ini penelitian tentang pensi tersebut harus terus berlanjut khususnya dalam menciptakan varian baru jenis panganan.

Serta beragam analisis untuk penentuan daya tahan pengawetan, sistem pembuatan serta upaya perbanyakan.  (*)
 

Pewarta : M R Denya Utama
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024