Padang, (Antaranews Sumbar) - Harga kulit kayu manis (cassiavera) di tingkat petani Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mencapai Rp36.000 per kilogram, terus meningkat sejak dua tahun terakhir.
"Saat ini harga kulit kayu manis cukup baik dan terus naik. Pada 2016 harganya berkisar Rp24.000 per kilogram, 2017 sekitar Rp32.000 per kilogram," kata salah seorang pedagang pengumpul, Latif (55) di Sarilamak, Senin.
Menurutnya banyak masyarakat yang kurang berminat berkebun kayu manis karena masa panennya yang lama dan hanya bisa menghasilkan sekali saja.
"Berbeda dengan komoditas lain yang bisa dipanen dengan jangka waktu tertentu," ujarnya.
Namun meski bukan komoditas unggulan secara nasional, lanjutnya tidak sedikit juga masyarakat berkebun kayu manis yang merasakan manfaatnya.
Dari pengalaman, sebutnya banyak masyarakat yang mampu mengenyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dari hasil berkebun kulit manis.
Oleh sebab itu dibutuhkan gerakan daerah untuk tetap memperhatikan produktivitas kulit kayu manis ini, karena akan selalu dibutuhkan baik tingkat nasional maupun ekspor.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumatera Barat sebelumnya secara umum, kulit kayu manis diekspor ke Amerika Serikat.
Kemudian negara yang juga mengimpor kulit kayu manis dari Indonesia yakni Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Sementara salah seorang petani yang juga berkebun kulit kayu manis, Nasrul (53) mengatakan petani membutuhkan terobosan-terobosan dari pemerintah agar produksi kayu manis kembali meningkat.
Terobosan tersebut, katanya bisa berupa bantuan bibi dan juga bimbingan teknis atau penyuluhan yang memberi pemahaman kepada petani supaya lebih termotivasi.
"Selama ini bantuan bibit maupun penyuluhan terkait komoditas ini belum banyak dilakukan pemerintah," tambahnya.
Manfaat kulit kayu manis, di antaranya mengontrol gula darah karena mengandung antioksidan, anti infeksi, meningkatkan fungsi otak, mengontrol gula darah, menurunkan kolesterol, mencegah pertumbuhan sel kanker, menghangatkan tubuh, dan mencegah penggumpalan darah. ***3***
"Saat ini harga kulit kayu manis cukup baik dan terus naik. Pada 2016 harganya berkisar Rp24.000 per kilogram, 2017 sekitar Rp32.000 per kilogram," kata salah seorang pedagang pengumpul, Latif (55) di Sarilamak, Senin.
Menurutnya banyak masyarakat yang kurang berminat berkebun kayu manis karena masa panennya yang lama dan hanya bisa menghasilkan sekali saja.
"Berbeda dengan komoditas lain yang bisa dipanen dengan jangka waktu tertentu," ujarnya.
Namun meski bukan komoditas unggulan secara nasional, lanjutnya tidak sedikit juga masyarakat berkebun kayu manis yang merasakan manfaatnya.
Dari pengalaman, sebutnya banyak masyarakat yang mampu mengenyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dari hasil berkebun kulit manis.
Oleh sebab itu dibutuhkan gerakan daerah untuk tetap memperhatikan produktivitas kulit kayu manis ini, karena akan selalu dibutuhkan baik tingkat nasional maupun ekspor.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumatera Barat sebelumnya secara umum, kulit kayu manis diekspor ke Amerika Serikat.
Kemudian negara yang juga mengimpor kulit kayu manis dari Indonesia yakni Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Sementara salah seorang petani yang juga berkebun kulit kayu manis, Nasrul (53) mengatakan petani membutuhkan terobosan-terobosan dari pemerintah agar produksi kayu manis kembali meningkat.
Terobosan tersebut, katanya bisa berupa bantuan bibi dan juga bimbingan teknis atau penyuluhan yang memberi pemahaman kepada petani supaya lebih termotivasi.
"Selama ini bantuan bibit maupun penyuluhan terkait komoditas ini belum banyak dilakukan pemerintah," tambahnya.
Manfaat kulit kayu manis, di antaranya mengontrol gula darah karena mengandung antioksidan, anti infeksi, meningkatkan fungsi otak, mengontrol gula darah, menurunkan kolesterol, mencegah pertumbuhan sel kanker, menghangatkan tubuh, dan mencegah penggumpalan darah. ***3***