Painan, (Antaranews Sumbar) - Senator asal Sumatera Barat Leonardy Harmainy mengatakan Badan Usaha Milik Desa/Nagari (BUMDes) dan koperasi tidak harus bersaing dan saling mematikan karena memiliki peran dan fungsi berbeda.
"Keduanya malah bisa disinergikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa atau nagari," kata dia di Painan, Kamis malam.
Ia mengatakan itu saat mengunjungi Kampung Baru Nagari Tambang Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurutnya BUMDes didirikan menggunakan modal desa atau nagari melalui anggaran dana desa dengan hasil atau keuntungan harus dimanfaatkan untuk kepentingan desa/nagari.
Kegiatan positif yang tidak bisa dilakukan menggunakan anggaran dana desa seperti memberikan beasiswa untuk anak-anak nagari guna meningkatkan sumber daya manusia, bisa menggunakan dana keuntungan dari BUMDes.
Hal itu bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dalam jangka panjang menguntungkan nagari.
Sementara koperasi didirikan dengan dana dari anggota dan hasilnya berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagi untuk anggota.
Tujuannya untuk membantu dan mensejahterakan anggota. Dengan berkoperasi, perekonomian masyarakat yang menjadi anggota juga bisa terangkat.
Perbedaan itu bisa disinergikan sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Apalagi koperasi adalah konsep yang dikembangkan oleh tokoh asal Sumbar yaitu Mohammad Hatta yang dijuluki sebagai bapak koperasi.
Konsep yang telah bertahan sangat lama dan cukup teruji itu tidak boleh mati dengan adanya konsep baru yaitu Badan Usaha Milik desa/Nagari.
Leonardy mengatakan agar BUMDes/Nag dan koperasi bisa berkembang pesat, perlu adanya komoditas unggulan di nagari yang bisa dikelola untuk dikembangkan.
Komoditas unggulan itu bisa bermacam-macam dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan bahkan hasil tambang.
Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah di Sumbar yang menjadi sentra gambir selain Kabupaten Limapuluh Kota. Selain itu juga ada sapi pesisir yang menjadi salah satu kebanggan daerah. Dua komoditas itu berpotensi untuk dikembangkan oleh BUMDes/Nag dan koperasi.
BUMDes/Nag merupakan salah satu program dari dana desa untuk menunjang kemandirian desa atau nagari. Namun program itu dikhawatirkan bisa mematikan koperasi yang telah lebih dahulu hidup di tengah masyarakat Indonesia.*
"Keduanya malah bisa disinergikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa atau nagari," kata dia di Painan, Kamis malam.
Ia mengatakan itu saat mengunjungi Kampung Baru Nagari Tambang Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurutnya BUMDes didirikan menggunakan modal desa atau nagari melalui anggaran dana desa dengan hasil atau keuntungan harus dimanfaatkan untuk kepentingan desa/nagari.
Kegiatan positif yang tidak bisa dilakukan menggunakan anggaran dana desa seperti memberikan beasiswa untuk anak-anak nagari guna meningkatkan sumber daya manusia, bisa menggunakan dana keuntungan dari BUMDes.
Hal itu bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dalam jangka panjang menguntungkan nagari.
Sementara koperasi didirikan dengan dana dari anggota dan hasilnya berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagi untuk anggota.
Tujuannya untuk membantu dan mensejahterakan anggota. Dengan berkoperasi, perekonomian masyarakat yang menjadi anggota juga bisa terangkat.
Perbedaan itu bisa disinergikan sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
Apalagi koperasi adalah konsep yang dikembangkan oleh tokoh asal Sumbar yaitu Mohammad Hatta yang dijuluki sebagai bapak koperasi.
Konsep yang telah bertahan sangat lama dan cukup teruji itu tidak boleh mati dengan adanya konsep baru yaitu Badan Usaha Milik desa/Nagari.
Leonardy mengatakan agar BUMDes/Nag dan koperasi bisa berkembang pesat, perlu adanya komoditas unggulan di nagari yang bisa dikelola untuk dikembangkan.
Komoditas unggulan itu bisa bermacam-macam dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan bahkan hasil tambang.
Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah di Sumbar yang menjadi sentra gambir selain Kabupaten Limapuluh Kota. Selain itu juga ada sapi pesisir yang menjadi salah satu kebanggan daerah. Dua komoditas itu berpotensi untuk dikembangkan oleh BUMDes/Nag dan koperasi.
BUMDes/Nag merupakan salah satu program dari dana desa untuk menunjang kemandirian desa atau nagari. Namun program itu dikhawatirkan bisa mematikan koperasi yang telah lebih dahulu hidup di tengah masyarakat Indonesia.*