Padang, (Antaranews Sumbar) - Pengamat ekonomi pembangunan dari Universitas Andalas Padang, Prof Werry Darta Taifur menekankan agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terlebih dulu meningkatkan daya saing daerah sebelum menawarkan investasi ke luar negeri.
"Investasi akan datang ke suatu wilayah ditentukan oleh daya saing daerah, daya saing produk dan biaya birokrasi rendah," katanya di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi kunjungan pejabat asal Sumbar yang berkunjung ke luar negeri untuk menawarkan peluang investasi ke beberapa negara.
Secara umum, jelasnya daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional.
Mantan rektor Unand itu menjelaskan berdasarkan hasil studi "National University of Singapore" (November 2017) daya saing daerah di Sumbar menduduki peringkat 23 dari 34 provinsi di Indonesia.
Jadi, menurutnya sepanjang daya saing Sumbar serendah sekarang, maka tidak menarik bagi investor asing untuk berinvestasi meskipun promosi ke pelbagai negara sering dilakukan.
"Ditambah lagi dengan belum ada hasil studi yang menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan pejabat dengan jumlah penanaman investasi ke suatu daerah," jelasnya.
Kemudian, ia mengemukakan daya saing daerah ditentukan dengan oleh infrastruktur, sumber daya manusia, lingkungan usaha, dan pelayanan birokrasi.
Saat ini infrastruktur memang sudah banyak kemajuan, tapi ada ruas jalan yang strategis seperti Padang-Bukittinggi masih belum dibenahi dan pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur belum terwujud.
Investor besar asing yang terkait sumber daya alam pasti sudah mempunyai data tentang potensi cadangan kekayaan bumi dengan teknologi dan jaringan informasi yang dimilikinya.
"Kalau potensinya besar, investor pasti datang dan mereka tidak akan menyiakan kesempatan juga," tambahnya.
Pada Agustus 2017 hingga Maret 2018, Gubernur Sumbar sudah beberapa kali melawat ke luar negeri seperti ke Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.
Kemudian dalam waktu dekat, Gubernur juga berencana menawarkan potensi Ranah Minang ke Jepang untuk menarik calon investor agar mau menanamkan modal pada beberapa bidang unggulan.
"Potensi yang kami tawarkan masih sama yaitu bidang perikanan, perdagangan, energi terbarukan, serta wisata," kata Gubernur Irwan Prayitno.
"Investasi akan datang ke suatu wilayah ditentukan oleh daya saing daerah, daya saing produk dan biaya birokrasi rendah," katanya di Padang, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi kunjungan pejabat asal Sumbar yang berkunjung ke luar negeri untuk menawarkan peluang investasi ke beberapa negara.
Secara umum, jelasnya daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional.
Mantan rektor Unand itu menjelaskan berdasarkan hasil studi "National University of Singapore" (November 2017) daya saing daerah di Sumbar menduduki peringkat 23 dari 34 provinsi di Indonesia.
Jadi, menurutnya sepanjang daya saing Sumbar serendah sekarang, maka tidak menarik bagi investor asing untuk berinvestasi meskipun promosi ke pelbagai negara sering dilakukan.
"Ditambah lagi dengan belum ada hasil studi yang menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan pejabat dengan jumlah penanaman investasi ke suatu daerah," jelasnya.
Kemudian, ia mengemukakan daya saing daerah ditentukan dengan oleh infrastruktur, sumber daya manusia, lingkungan usaha, dan pelayanan birokrasi.
Saat ini infrastruktur memang sudah banyak kemajuan, tapi ada ruas jalan yang strategis seperti Padang-Bukittinggi masih belum dibenahi dan pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur belum terwujud.
Investor besar asing yang terkait sumber daya alam pasti sudah mempunyai data tentang potensi cadangan kekayaan bumi dengan teknologi dan jaringan informasi yang dimilikinya.
"Kalau potensinya besar, investor pasti datang dan mereka tidak akan menyiakan kesempatan juga," tambahnya.
Pada Agustus 2017 hingga Maret 2018, Gubernur Sumbar sudah beberapa kali melawat ke luar negeri seperti ke Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.
Kemudian dalam waktu dekat, Gubernur juga berencana menawarkan potensi Ranah Minang ke Jepang untuk menarik calon investor agar mau menanamkan modal pada beberapa bidang unggulan.
"Potensi yang kami tawarkan masih sama yaitu bidang perikanan, perdagangan, energi terbarukan, serta wisata," kata Gubernur Irwan Prayitno.