Padang, (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengajak masyarakat empat daerah yang melaksanakan Pemilu Kepala daerah (Pilkada) 2018 untuk memilih pemimpin berdasarkan kualitasnya, bukan karena iming-iming lain, apalagi karena politik uang.
"Pilihlah dengan kesadaran. Jangan karena ada uang, iming-iming sembako, jabatan atau janji proyek. Bahkan memilih hanya karena sekampung menurut hemat saya juga tidak berkualitas," katanya di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu usia menghadiri Dialog Publik dan Deklarasi Bersama tentang Peningkatan Partisipasi Pemilih dan Pengawasan Pemilu Menuju Pemilu yang Berkualitas dan Profesional di Padang.
Menurutnya memilih pemimpin berdasarkan kualitas akan menjamin daerah diurus dengan baik selama lima tahun kepemimpinannya.
Namun ajakan itu menurut dia tidak mutlak harus diikuti karena semua orang punya pertimbangan sendiri-sendiri.
"Saya hanya mengatakan dalam konteks Pilkada berkualitas," kata dia.
Selain kualitas, kuantitas dalam artian jumlah pemilih juga harus menjadi perhatian terutama oleh penyelenggaran Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu.
"KPU dan Bawaslu yang melaksanakan, kita di pemerintahan mendukung. Salah satunya dengan menfasilitasi forum-forum yang bertujuan untuk mendorong meningkatkan jumlah pemilih dalam Pilkada," katanya.
Sementara itu Direktur Lembaga Survei Sumatera Barat Leadership Forum (SBLF) Edo Andrefson mengatakan jumlah pemilih setiap kali Pilkada dan Pemilu di Sumbar sejak 2004 terus menurun.
"Survei yang dilakukan Juli 2017 survei, ketahuan masyarakat Padang tentang Pilkada 2018 hanya 60 persen. Ini sangat rendah karena dari jumlah itu yang bisa datang ke TPS belum tentu semua," katanya.
Menurutnya KPU dan Bawaslu harus lebih proaktif untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih terdorong untuk ikut Pilkada.
Selain itu organisasi kemasyarakatan seperti MUI juga bisa berperan dengan mengajak umat memberikan hak pilih dalam Pilkada.
Pilkada di Sumbar akan dilaksanakan di empat kota masing-masing Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto.
"Pilihlah dengan kesadaran. Jangan karena ada uang, iming-iming sembako, jabatan atau janji proyek. Bahkan memilih hanya karena sekampung menurut hemat saya juga tidak berkualitas," katanya di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu usia menghadiri Dialog Publik dan Deklarasi Bersama tentang Peningkatan Partisipasi Pemilih dan Pengawasan Pemilu Menuju Pemilu yang Berkualitas dan Profesional di Padang.
Menurutnya memilih pemimpin berdasarkan kualitas akan menjamin daerah diurus dengan baik selama lima tahun kepemimpinannya.
Namun ajakan itu menurut dia tidak mutlak harus diikuti karena semua orang punya pertimbangan sendiri-sendiri.
"Saya hanya mengatakan dalam konteks Pilkada berkualitas," kata dia.
Selain kualitas, kuantitas dalam artian jumlah pemilih juga harus menjadi perhatian terutama oleh penyelenggaran Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu.
"KPU dan Bawaslu yang melaksanakan, kita di pemerintahan mendukung. Salah satunya dengan menfasilitasi forum-forum yang bertujuan untuk mendorong meningkatkan jumlah pemilih dalam Pilkada," katanya.
Sementara itu Direktur Lembaga Survei Sumatera Barat Leadership Forum (SBLF) Edo Andrefson mengatakan jumlah pemilih setiap kali Pilkada dan Pemilu di Sumbar sejak 2004 terus menurun.
"Survei yang dilakukan Juli 2017 survei, ketahuan masyarakat Padang tentang Pilkada 2018 hanya 60 persen. Ini sangat rendah karena dari jumlah itu yang bisa datang ke TPS belum tentu semua," katanya.
Menurutnya KPU dan Bawaslu harus lebih proaktif untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih terdorong untuk ikut Pilkada.
Selain itu organisasi kemasyarakatan seperti MUI juga bisa berperan dengan mengajak umat memberikan hak pilih dalam Pilkada.
Pilkada di Sumbar akan dilaksanakan di empat kota masing-masing Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto.