Lubukbasung, (Antara) - Bupati Agam, Sumatera Barat Indra Catri, meluncurkan gerakan nagari atau desa adat madani dalam upaya untuk mewujudkan kehidupan beragama dan beradat pada 82 nagari di daerah itu.
Peluncuran gerakan itu ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan bupati didampingi Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh masyarakat di Lubukbasung, Sabtu (30/9).
Peluncuran gerakan nagari madani itu dihadiri oleh ratusan ASN, siswa dan warga di daerah itu. Bertindak sebagai penceramah pada kegiatan itu Buya Mas'oed Abidin dan dihubur oleh kesenian tambua tansa.
Bupati Agam Indra Catri, berharap apa yang dilakukan pagi ini berjalan dengan baik di 82 nagari. Untuk mengawali penerapan gerakan nagari madani, tambahnya, Pemkab Agam telah melakukan asesment terhadap 82 nagari yang ada. Asesment itu menggunakan tujuh kriteria dan 43 idikator yang menghasilkan lima tingkatan atau level nagari.
Hasil asesment awal menunjukan bahwa level nagari di Agam masih anatar level satu sebanyak 38 nagari, level dua sebanyak 28 nagari dan level tiga sebanyak 16 nagari.
"Hakikatnya pelaksanaan gerakan nagari madani bukan pada tinggi jumlah nilai pengukuran yang didapat oleh suatu nagari, namun adanya progres peningkatan nilai signifikan dari pelaksanaan gerakan nagari madani dari waktu ke waktu," katanya.
Berangkat dari data dan fakta awal hasil asesment, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan dan berkala, sehingga maksud untuk mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai adat akan tercapai.
Secara sederhana, katanya, penerapan gerakan nagari madani ini upaya untuk lebih menggairahkan semangat kembali ke masjid.
"Untuk itu perlu menjadi perhatian kita terhadap muatan dalam gerakan nagari madani sebagai alat kontrol kita bersama," katanya.
Agar gerakan itu berjalan dengan baik, bupati mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan pelaksanaan gerakan nagari madani di daerah itu. (*)
Peluncuran gerakan itu ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan bupati didampingi Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan tokoh masyarakat di Lubukbasung, Sabtu (30/9).
Peluncuran gerakan nagari madani itu dihadiri oleh ratusan ASN, siswa dan warga di daerah itu. Bertindak sebagai penceramah pada kegiatan itu Buya Mas'oed Abidin dan dihubur oleh kesenian tambua tansa.
Bupati Agam Indra Catri, berharap apa yang dilakukan pagi ini berjalan dengan baik di 82 nagari. Untuk mengawali penerapan gerakan nagari madani, tambahnya, Pemkab Agam telah melakukan asesment terhadap 82 nagari yang ada. Asesment itu menggunakan tujuh kriteria dan 43 idikator yang menghasilkan lima tingkatan atau level nagari.
Hasil asesment awal menunjukan bahwa level nagari di Agam masih anatar level satu sebanyak 38 nagari, level dua sebanyak 28 nagari dan level tiga sebanyak 16 nagari.
"Hakikatnya pelaksanaan gerakan nagari madani bukan pada tinggi jumlah nilai pengukuran yang didapat oleh suatu nagari, namun adanya progres peningkatan nilai signifikan dari pelaksanaan gerakan nagari madani dari waktu ke waktu," katanya.
Berangkat dari data dan fakta awal hasil asesment, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan dan berkala, sehingga maksud untuk mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai adat akan tercapai.
Secara sederhana, katanya, penerapan gerakan nagari madani ini upaya untuk lebih menggairahkan semangat kembali ke masjid.
"Untuk itu perlu menjadi perhatian kita terhadap muatan dalam gerakan nagari madani sebagai alat kontrol kita bersama," katanya.
Agar gerakan itu berjalan dengan baik, bupati mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan pelaksanaan gerakan nagari madani di daerah itu. (*)