Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), berupaya membenahi manajemen seni pertunjukan bagi kelompok kesenian di kota itu pada 2017.
"Upaya tersebut dituangkan melalui kegiatan pembinaan yang dilakukan untuk memacu para pelaku seni agar terus meningkatkan kualitas pertunjukan mereka sebagai salah satu penunjang terwujudnya visi kota ini menjadi kota wisata tambang yang berbudaya pada 2020, kata kepala dinas tersebut, Hendri Thalib di Sawahlunto, Senin.
Salah satunya, lanjut dia seperti kemampuan untuk mengelola sanggar atau kelompok serta kemasan pertunjukan seni yang berkelas dan menghibur.
Pembinaan tersebut telah mulai dilaksanakan pada Januari 2017 dan dijadwalkan berlangsung setiap bulan sepanjang tahun ini.
"Sehingga keberadaan mereka bisa dihargai secara profesional melalui karya-karya yang lebih atraktif dan berkualitas," ujarnya.
Dengan begitu, ujanya secara bertahap mereka mampu menunjukkan kemandiriannya dan secara berangsur bisa dilepaskan dari ketergantungan terhadap penggunaan dana APBD khususnya pada mata anggaran pembinaan seni budaya yang sebagian besar dimanfaatkan untuk membayar honor pertunjukan para seniman lokal tersebut.
Kepala Bidang Kebudayaan dinas tersebut, Marwati menjelaskan berdasarkan evaluasi dari kegiatan tahun sebelumnya cukup banyak kelompok yang tumbuh dengan semangat berkesenian yang tinggi namun minim dalam kemampuan manajemen kelompok serta pertunjukan dan dipandang sebagai suatu kelemahan yang harus diperbaiki.
"Kedepan kami juga akan mendatangkan narasumber dari beberapa civitas akademika bidang kesenian seperti Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang serta dari beberapa praktisi seni itu sendiri serta memberikan kesempatan untuk menggelar pementasan setiap 3 bulan sekali untuk setiap kelompok," kata dia.
Sebelumnya Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, mengatakan budaya Minangkabau bisa menjadi salah satu pondasi penting dalam mengembangkan pariwisata di daerah itu karena memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan wisata alam sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depan.
"Budaya Minang dengan sistem kekerabatan mengikuti garis keturunan ibu (matrilineal) bisa sangat menarik bagi wisatawan jika dikemas dengan benar," katanya. (*)