Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Beberapa pihak menilai minat pelajar usia dini di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), untuk mempelajari kesenian tradisi khas daerah itu cukup tinggi.

         "Hal itu terbukti dengan torehan sejumlah prestasi siswa di beberapa bidang lomba kesenian yang mereka raih baik ditingkat lokal maupun pada jenjang yang lebih tinggi," kata Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kumbayau Kecamatan Talawi, Novitra di Sawahlunto, terkait kesuksesan group randai asal sekolah itu meraih juara pertama pada Festival Randai 2016 tingkat Sumbar untuk kategori pelajar lokal kota itu, Senin.

         Salah satunya, lanjut dia dipicu oleh keinginan siswa di sekolah tersebut mengikuti kompetisi seni karawitan yang digelar oleh berbagai pihak, guna mendukung terwujudnya visi Kota Sawahlunto sebagai kota wisata tambang yang berbudaya.

         Khusus kesenian Randai yang merupakan tradisi khas suku Minangkabau, jelasnya, hingga saat ini pihaknya sudah membina minat dan bakat sebanyak 30 pelajar sekolah tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler, dan terbukti pembinaan yang dilakukan tersebut berhasil melahirkan prestasi yang membanggakan seluruh unsur terkait.

         "Keberadaan sekolah kami yang jauh dari pusat kota ternyata tidak menghalangi para pelajar untuk berkreasi dan berprestasi," ujar dia.

         Pihaknya berharap, kesuksesan yang sudah diraih itu mendapatkan perhatian seluruh kalangan demi membangun semangat para pelajar tersebut dalam melanggengkan kesenian tradisi yang ada.

         "Salah satunya dengan memberikan ruang gerak bagi mereka untuk turut berpartisipasi dalam setiap agenda kepariwisataan di kota ini untuk masa selanjutnya," harap dia.

         Senada, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kota Sawahlunto, Nuryadi peraih peringkat dua pada festival tersebut untuk kategori yang sama, meminta pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat bisa melakukan pembinaan lebih intensif terhadap para pelajar di sekolahnya.

         "Sejauh ini sebagian besar minat dan bakat mereka disalurkan pada beberapa sanggar kesenian yang ada akibat terbatasnya kemampuan sekolah dalam membina bakat mereka," ungkapnya.

         Sejauh pengamatan pihaknya, sebagian pelajar tersebut mampu menguasai lebih dari satu jenis kesenian tradisi meskipun kesenian yang dipelajari bukanlah tradisi milik suku asal mereka.

         Dengan kata lain, tambahnya, pembinaan kesenian tradisi yang dilakukan itu terbukti mampu membangun karakter pelajar usia dini tersebut untuk bangga dengan keragaman budaya milik bangsanya sendiri.

         "Ini merupakan modal yang kuat dalam membentuk generasi penerus bangsa yang selalu menjaga pentingnya membina persatuan kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia," tegasnya.

         Sebelumnya, Budayawan asal Sumatera Barat Zulkifli SKar MHum Dt Sinaro Nan Kuniang mengapresiasi seni tradisi Randai dilombakan pada tingkat pelajar pada Festival Randai 2016 di Kota Sawahlunto.

         "Komitmen seperti inilah yang dibutuhkan untuk melestarikan kesenian tradisi dan baru dua daerah di Sumbar yang sudah melakukan terobosan tersebut, yakni Kota Padang dan Kota Sawahlunto," katanya. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024