Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Wali Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), Ali Yusuf mengatakan pihaknya terus memperjuangkan songket sebagai pakaian nasional sebagai sarana memperluas potensi pasar pengrajin.
"Perjuangan tersebut dimplementasikan dalam sesi Konferensi Songket Nusantara yang menjadi rangkaian kegiatan Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016, yang digelar selama tiga hari sejak 25 hingga 27 Agustus 2016," kata dia, di Sawahlunto, Kamis.
Hingga saat ini, jelasnya, kerajinan tenun songket Silungkang masih diposisikan menjadi salah satu usaha yang diharapkan mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di kota itu.
"Kondisi tersebut terus berlangsung sejak 100 tahun yang lalu, yang dibuktikan dengan pernah tampilnya produk songket kreasi pengrajin asal daerah ini pada beberapa kegiatan pameran di beberapa negara Eropa," ujarnya.
Terkait kontribusi pemerintah dalam melakukan pembinaan bagi para pengrajin songket di Sawahlunto, pihak dinas terkait telah memberikan pelatihan serta bantuan alat tenun bukan mesin.
Selain itu, bantuan permodalan awal juga menjadi salah satu perhatian pihaknya sehingga mampu menumbuhkan minat masyarakat menjadi pengrajin tenun songket.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Pertambangan Industri Perdagangan Koperasi dan Tenaga Kerja (Perindagkopnaker) setempat, Indra Syamsi mengatakan hingga saat ini jumlah pengrajin songket di daerah itu sudah mencapai sebanyak 701 orang pengrajin.
Terkait rangkaian kegiatan SISCa 2016, dia menjelaskan selama pelaksanaannya nanti juga diagendakan beberapa kegiatan, mulai dari Pameran Songket Internasional, Carnaval Songket Silungkang, Konferensi Songket Nusantara, SISCa Night, serta Lomba Fotografi.
Rangkaian kegiatan SISCa 2016 itu akan dilaksanakan selama tiga hari, dengan pusat kegiatan pameran di Pasar Songket Silungkang, Gedung Pusat Kebudayaan, dan kawasan kota lama sebagai rute pelaksanaan karnaval songket.
"Pada sesi kegiatan karnaval songket, yang menjadi sasaran sebagai peserta adalah pihak Badan Usaha Milik Negara(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) serta utusan kelompok dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat," tambah dia.
Sedangkan pada kegiatan pameran songket, tambahnya, dijadwalkan akan dihadiri peserta dari Thailand dan Malaysia.
Sebelumnya, kegiatan parade busana berbahan kain songket itu ternyata mampu memberi nilai tambah bagi usaha masyarakat lainnya, seperti bengkel las.
"Pesanan itu berupa pembuatan kerangka logo atau lambang yang menurut pemesan akan digunakan sebagai salah satu bagian dari rancangan busana yang akan diikutsertakan pada lomba tersebut," kata salah seorang pemilik bengkel las di kota itu, Erman. (*)