Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar), mencatat nilai tukar petani di daerah itu  pada Juni 2016 turun 1,20 persen bandingkan Mei 2016.

         "Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan pada 11 kabupaten di Sumbar nilai tukar petani  Mei 2016 sebesar 98,55 pada Juni 2016 turun  menjadi 97,37 ," kata Kepala BPS Sumbar, Dody Herlando  di Padang, Jumat.

         Ia menjelaskan nilai tukar petani  diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga dibayar petani sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

         Menurut dia, nilai tukar petani juga menunjukkan daya tukar  dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

         "Semakin tinggi nilai tukar petani maka semakin kuat pula   kemampuan atau daya beli petani," katanya.

         Ia menyebutkan nilai tukar petani Juni  untuk  subsektor tanaman pangan 92,30, subsektor hortikultura 92,36,  subsektor  tanaman perkebunan rakyat  99,89,  subsektor peternakan 103,94 dan subsektor perikanan   106,83.

         Menurutnya secara regional di Sumbar  pada Juni terjadi inflasi di  perdesaan sebesar 0,42 persen  disebabkan  inflasi  pada kelompok bahan makanan 0,26 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau 0,86 persen.

         Sementara, indeks harga yang dibayar petani   pada Juni 2016  naik   0,35 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya  dari 120,86 menjadi 121,28.

         Sebelumnya Bank Indonesia (BI) Sumbar, mencatat kinerja lapangan usaha pertanian di daerah itu pada melambat dari 11,84 persen pada triwulan IV 2015 menjadi 5,16 persen pada triwulan I 2016.

         Hal ini terjadi akibat  masih rendahnya insentif petani untuk meningkatkan produksi  tanaman perkebunan akibat harga kelapa sawit dan karet yang masih di bawah rata-rata pada  2014 dan 2015, kata Kepala perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko.

         Selain itu hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar  menunjukkan indeks perkembangan harga jual pertanian, perkebunan, dan perikanan pada triwulan I 2016 turun hingga hampir separuh dibandingkan triwulan IV 2015.

         Indikator lain  menunjukkan perlambatan kinerja pertanian tercermin pula dari pertumbuhan pembiayaan perbankan untuk sektor pertanian yang turun signifikan dari 15,30 persen pada triwulan IV 2015 menjadi 2,13 persen  pada triwulan I 2016, ujarnya. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024