Warung kopi bisa saja beragam istilah di tiap daerah. Di Aceh dikenal dengan "kupi sareng", di Medan "kede kopi", atau "manggar" di Belitung yang juga dikenal sebagai kota seribu warung kopi.
Di Jakarta selain lazimnya nama warung kopi ada pula "kopi sepeda" di sekitaran Silang Monas, di Yogyakarta telah lama dikenal dengan "angkringan".
Sementara di Solo alias Surakarta dikenal dengan wedangan hik. Hik ternyata singkatan dari hidangan istimewa kampung.
Hik dalam bahasa Jawa juga bisa berarti tempat duduk di emperan samping gapura kampung.
Nama hik diambil dan menjadi cikal bakal wedangan hik yang selalu menempel di emperan.
Hik menyajikan aneka minuman khas Solo.
Keberadaan hik tak luput dari pantauan radar Kementerian Pariwisata sebagai bagian dari atraksi pariwisata lokal yang memiliki kearifan lokal terutama dalam menumbuhkan karya budaya di bidang kuliner. Keberagaman kuliner memperkaya atraksi pariwisata dalam Pesona Indonesia.
HIK itu semacam warung angkringan, di ratusan titik lokasi di Solo. Biasanya mengambil tempat di dekat perempatan, pertigaan, atau emperan jalan, dengan tenda warna orange atau biru yang tidak tembus guyuran hujan.
Ada lampu teplok, lampu minyak tanah dengan kaca penghalau angin.
Si penjual duduk di antara dua gerobak kiri kanan, satu sisi ada anglo, tempat membakar makanan dengan arang hitam. Satu sisi lagi, biasanya untuk memasak air minum, guna membuat wedang atau minuman panas.
Nama lain HIK juga wedangan. Menu wedangan yang populer adalah aneka minuman segar seperti kopi, teh, susu, atau minuman jahe, dan wedang ronde, juga ada beraneka kudapan seperti "sego kucing" berupa nasi satu kepal, dibungkus daun pisang, dengan sesisir bandeng dan sambel. Ada pula sejumlah gorengan.
"Mengeksplore masakan khas Kota Solo itu mirip dengan menyelam di Raja Ampat. Nggak ada habisnya, penuh sensasi. Bikin ketagihan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Wedangan hik di Solo menjadi alternatif tempat nyaman untuk menghabiskan waktu dan bercerita santai tentang berbagai hal, sambil menikmati kuliner dengan harga merakyat.
"Sudah rasanya selangit, harganya amblas bumi alias murah meriah. Dua 'value' yang sulit tertandingi oleh daerah manapun," kata Arief Yahya, peraih "Marketeer of The Year 2013" versi Markplus dan juga "The Best CEO" saat menjabat Dirut BUMN Telkom itu.
Arief Yahya bahkan berani menyebut bahwa Presiden Joko Widodo dan hampir semua pejabat di Solo, suka "nongkrong" di "wedangan" hik itu.
Berikut 10 hik paling "gayeng" di Solo yang bisa jadi referensi para pemudik dan wisatawan nusantara yang mampir ke Kota Solo:
1. Wedangan Pak Dhie
Salah satu wedangan atau minuman jahe panas menyegarkan. Disajikan pula nasi bandeng original dari warung wedhangan yang pertama dan tertua di Solo.
Wedangan Pak Dhie berlokasi di area pintu belakang Keraton Mangkunegaran atau sebelah Institut Tari Mangkunegaran.
2. Wedangan Pendhopo
Ini juga langganan Presiden Joko Widodo. Area di seberang Rumah Turi Hotel.
3. Wedangan Omah Lawas
Lengkap dengan nuansa rumah kuno dan seni dekorasi masa lampau yang sudah seharusnya masuk dalam kategori bangunan cagar budaya.
4. Wedangan Tiga Tjeret
Konsep wedangan yang modern dan unik. Berada di Seberang keraton Mangkunegaran.
5. Wedangan Waroeng Keroepoek
Konsep wedangan yang beratmosfir suasana kreatif dan juga menyajikan beragam masakan khas Solo zaman dahulu, seperti sate kere, nasi penyetan jangan, tahok, dan sebagainya.
Lokasinya berada di Jalan Dr. Radjiman atau di seberang toko sepeda Tjin Poe.
6. Wedang Dongo Untung
Komplet menyajikan wedang dongo. Wedang dongo adalah jenis minuman semacam "wedang ronde" berisi kacang, kolang-kaling, bulatan ketan berisi kacang yang ditumbuk seperti ronde, jelly dan rumput laut. Kuah wedang dongo berbeda dengan kuah ronde yang bening. Dalam wedang dongo, kuahnya berwarna coklat dengan rasa jahe yang sangat kuat. Selain jahe, rempah-rempah yang lain juga dicampur.
Selain itu ada pula sekoteng, asle, kopi, teh, susu, jahe, dan sebagainya. Berada di Jalan RE Martadinata.
7. Wedangan Sri Rejeki
Wedangan komplet dengan sajian dongo, sekoteng, dan sebagainya. Berada di area Gajahan, sekitar tembok keraton Kasunanan.
8. Wedangan Markobar
Cafe wedhangan besutan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi, yang menyajikan martabak terang bulan dengan varian delapan rasa. Berlokasi di samping Solo Grand Mall.
9. Wedangan Mul Gaul
Wedangan unik yang terkenal dengan JKJ (jahe, kencur, dan jeruk) dan tempe gembus (tempe yang terbuat dari ampas tahu). Berlokasi di kawasan Karanganyar, Solo.
10. Wedangan Pakem
Wedangan bernuansa pasar tradisional karena terletak di lantai 2 di Pasar Kembang di Jalan Honggowongso.
"Anda penasaran? Jangankan Anda, saya juga kangen suasana wedhangan hik Solo," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)