Padang, (Antara) -  Di sudut ruangan seorang pria bertubuh tambun terlihat sibuk mengemas potongan daging berwarna coklat ke dalam plastik.

Dengan hati-hati ia memasukkan  satu per satu potongan rendang puyuh ke dalam  plastik untuk dikirim pelanggan yang telah memesan.

 Meski lulusan sarjana hukum dan hanya belajar memasak secara otodidak, ditangan pria yang bernama Dian Anugrah itu burung puyuh menjelma menjadi menu istimewa yang menggugah selera.

Kecintaannya pada kuliner Minang membuat sosok yang akrab disapa uda Dian ini terus mengasah bakat dan menciptakan inovasi baru, untuk dipersembahkan kepada pelanggan dan pecinta kuliner.

Mengusung brand Rendang Minang Culinary,  empat pekan lalu  Dian mencoba ide baru untuk memasak puyuh menjadi rendang.

"Selama ini puyuh hanya digoreng dan jarang yang mengolahnya menjadi menu lain," ujarnya.

Ketika itu ia  makan bersama teman di salah satu rumah makan menunya kebetulan goreng puyuh. Spontan terbersit ide  untuk membuat menu rendangpuyuh.

Setelah dicoba saya yakin bisa, tekstur dagingnya lebih baik dari ayam, saya langsung tanya  kepada pemilik rumah makan dimana pemasok burung puyuh, kata dia.

Tiga hari berselang Dian mendapatakan nomor peternak puyuh dan tahap awal ia langsung memesan 25 ekor. "Kabar baiknya ternyata puyuh tersebut makanannya alami jadi lebih sehat dibandingkan ayam negeri," lanjutnya

Baru pertama memasak rendang puyuh ia mencoba beberapa eksperimen untuk bumbu dan proses memasak.

Karena sudah berpengalaman memasak rendang daging tidak terlalu sulit bagi Dian menemukan formula yang pas untuk memasak rendang puyuh.

Untuk menghasilkan rendang yang berkualitas premium butuh waktu hingga dua hari memasaknya, namun rendang puyuh cukup empat jam, katanya.

Menurutnya yang paling utama dalam memasak rendang puyuh adalah menjaga kematangan daging agar masak sempurna, tidak hancur dan juga tidak keras.

Memasak  rendang puyuh Dian mencari kelapa terbaik dan bumbu-bumbu alami yang masih segar  demi mendapatkan cita rasa sempurna.

"Tidak cukup kata-kata enak untuk melukiskannya, ada poin lain yang berperan, ini dimasak dengan hati sehingga lebih dari sekadar enak, "ucap Riri salah seorang pelanggan.

 Berkat keseriusan mengolah bumbu, bahkan santan dari satu butir kepala untuk   satu ekor, rasa yang dihasilkan sempurna dengan bumbu autentik.

"Gurih, dagingnya pas tidak keras dan tidak hancur, apalagi bumbunya, sensasi rasa bumbu sulit dilupakan ," lanjut Riri.

Tidak hanya itu salah seorang penulis di Padang Maya Lestari mengatakan rendang puyuh yang dibuat uda Dian sangat tradisional dan tidak banyak orang yang saat ini dengan rasa asli.

"Semua lumer di lidah, daging puyuhnya, santan, dedak rendang, sekali icip pasti mau nambah,"ujarnya.

Kini pesanan rendang puyuh mulai mengalir bahkan sekelas artis Aura Kasih sudah mencicipi resep olahan Dian tersebut.

Saban hari Dian sibuk mengirim rendang puyuh ke pemesan yang tidak hanya di Sumatera Barat namun sudah merambah ke kota kota lain di Tanah Air.

Promosi Digital

Meski umur makanan sama panjangnya dengan  sejarah umat manusia itu sendiri, inovasi pemasaran merupakan salah satu kunci memenangkan persaingan di era digital.

Sejak merintis usaha rendang Minang pada 2011  Dian paham betul bahwa memanfaatkan jejaring sosial merupakan suatu keniscayaan agar usahanya dikenal luas.

 Ia pun membuat sejumlah akun jejaring sosial untuk memperkuat brand rendang miliknya. Mulai dari twitter, instagram, path, facebook, whatsap dan dalam waktu dekat akan merilis web www.rendangminang.com.

Ini membuat usaha rumah tangga yang dikelolanya semakin dikenal. Kini pelanggannya pun beragam, mulai dari putra Menteri Perumahan Rakyat Priyamana Djan, artis Zara Zetira, penyanyi dangdut Kristina hingga anggota DPD RI Fahira Idris.

Memilih  JNE

Kini  usaha yang dirintis sejak 2011 tersebut mulai dipetik. Pesanan pun  mengalir tak kurang dari 35 kilogram rendang  setiap bulan yang harus dikirim ke seluruh Indonesia.

"Pakai jasa pengiriman JNE cepat dan aman, kalau diantar sebelum pukul 14.00 WIB satu hari sampai kirim dari Padang ke Jakarta,  Selasa kirim, Rabu sudah sampai, pakai YES cuma Rp20 ribu per kilogram," ujarnya.

Mengirim rendang ke berbagai daerah membuat Dian harus menyiapkan plastik tebal yang ia pesan di Bandung agar tidak merembes. 

Selain itu ia memilih JNE karena disediakan kotak khusus sehingga lebih aman untuk mengirim makanan.

"Malah disediakan juga fasilitas vacum ditempat, bagi yang kirim pakai plastik suka pecah, JNE sediakan vacum gratis pakai plastik khusus sedot udara ,jadi lebih aman terhempas tidak pecah," ucapnya.

Ia punya target pada Maret 2016 mengirim 100 paket seiring terus meningkatnya pesanan rendang miliknya.

Sementara, Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi sebagaimana dikutip dari laman www.jne.co.id, menyampaikan memasuki usia ke-25 pihaknya terus berkomitmen  memberikan layanan terbaik serta jasa kurir terdepan.

Menurutnya  dalam tujuh tahun terakhir industri logistik mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sebagai dampak dari meningkatnya konsumsi domestik.

Selain itu, dengan berkembangnya teknologi dan penggunaan internet, industri e-commerce melesat naik dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor logistik. 

Dengan demikian sektor logistik akan tetap memainkan peranan yang cukup vital dalam keberlangsungan usaha di Indonesia serta sangat potensial untuk dikembangkan, ujarnya.

Ia menyampaikan sebagai salah satu pemain utama dalam industri logistik serta sejalan dengan visi menjadi perusahaan rantai pasok terdepan, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) ,berkomitmen  berperan aktif mendukung kemajuan perekonomian nasional dengan  pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan.

Ia menyebutkan  total jumlah pengiriman saat ini  sebanyak 12 juta kiriman per bulan atau 400 ribu kiriman per hari  yang didukung oleh kinerja 13.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Memasuki  HUT perusahaan ke-25, JNE akan meningkatkan layanan bagi pelanggan ke tahap baru. JNE akan melakukan pengembangan di beberapa sektor antara lain infrastruktur, IT, sumber daya manusia, dan jaringan. 

 CEO Grup JNE Abdul Rahim Tahir mengatakan pihaknya  mengadakan beberapa peningkatan pada infrastruktur, termasuk aset digital kami. 

"Inovasi terbaru dalam website kami yang berupa wadah layanan pelanggan dirancang secara unik agar pelanggan dapat mengawasi pengiriman dan pengantaran secara maksimal. JNE berkomitmen terus meningkatkan digital tools JNE agar pelanggan dapat memperlancar layanan pengantaran," kata dia.

Memasuki 2016, JNE akan  menambah 500 titik layanan  di seluruh Indonesia, mulai dari kota besar sampai dengan tingkat kecamatan sampai dengan tahun 2018. Saat ini jumlah titik layanan JNE telah mencapai 5.000 titik layanan.    

Dian optimistis  rendang akan semakin populer dan bercita-cita  menghadirkan rendang dengan resep yang benar-benar autentik dan dapat dicicipi oleh seluruh masyarakat di seluruh Nusantara

 Ia ingat betul pesan chef senior Wiliam Wongso bahwa suatu hari di masa datang referensi kuliner Minang akan berkurang karena saat ini mereka yang menguasai masakan Minang akan tiada.

"Seorang nenek atau ibu paruh baya bisa memasak makanan Minang adalah hal biasa, namun jika tidak ada regenerasi maka khasanah budaya yang tak ternilai itu akan lenyap," ucap dia.

"Kuncinya belajar dan menjalankannya sepenuh hati dengan kecintaan," ujarnya.

Ia menilai dunia kuliner adalah ketulusan dan kejujuran karena tidak akan ada korupsi, kolusi dan nepostime rasa.

"Yang ada adalah ketulusan meracik makanan dengan bahan terbaik sehingga hasilnya hanya dua pilihan enak atau tidak enak, sehingga kejujuran sebenarnya itu ada di bidang kuliner," ucapnya.
 

     

       


 


Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024