Sawahlunto, (Antara) - Grup Randai asal Nagari Sijantang Koto, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, memainkan kisah "Umbuik Mudo" pada Sawahlunto Multicultural Festival 2015, untuk memberikan motivasi kepada generasi muda dalam memperjuangkan cita-cita kehidupannya.

         Manajer produksi kegiatan tersebut, Syukri di Sawahlunto, Sabtu, mengatakan kisah tersebut menggambarkan seorang pemuda bernama Umbuik Mudo yang ingin pergi menimba ilmu silat dan mengaji, sebagai bekalnya untuk merantau ke negeri orang.

         "Kisah tersebut merupakan gambaran semangat pemuda Suku Minangkabau dalam membekali diri dengan ilmu agama dan beladiri sebagai benteng mereka dalam menghadapi tantangan zaman," kata dia.

         Meskipun niatnya itu sempat ditentang oleh orang tuanya, katanya, dengan kegigihan dan kesabaran sang anak, maka niat baiknya itu pun direstui dengan penuh doa-doa serta harapan yang baik, demi masa depan cerah yang akan diperjuangkannya.

         Dia mengatakan seni budaya randai yang ditampilkan pihaknya tersebut pada Jumat (27/11) malam, untuk memotivasi generasi penerus kota itu agar memiliki jiwa ksatria dan tahan terhadap segala ujian dalam meraih cita-citanya.

         "Seni budaya tradisi memang selalu memiliki pesan moral yang penuh nilai-nilai keteladanan, sehingga upaya untuk menjaga kelestariannya menjadi penting dan harus menjadi perhatian semua pihak," kata dia.

         Khusus untuk Kota Sawahlunto, ujarnya, upaya tersebut terus dilakukan dengan memberikan ruang yang cukup bagi seni tradisi, agar mampu berkembang dan lestari melalui kegiatan-kegiatan pertunjukan yang sudah menjadi agenda rutin kota itu.

         "Salah satunya seperti yang ditampilkan pada kegiatan Sawahlunto Multicultural Festival 2015 yang dilaksanakan sebagai rangkaian Hari Jadi Ke-127 Kota Sawahlunto ini," kata dia.

         Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto Khusriandi mengatakan randai asal Nagari Sijantang Koto tersebut merupakan salah satu grup kesenian binaan pihaknya yang bisa dikatakan cukup aktif dalam membina tradisi khas Minangkabau.

         "Dalam perkembangannnya, para pemain dalam grup randai tersebut sudah terlihat mulai melakukan regenerasi pemain dengan mulai didominasinya kelompok tersebut oleh generasi muda," kata dia.

         Dalam penampilan mereka, katanya, juga terlihat sudah mulai ada pembauran dan inovasi-inovasi yang menjadikan pertunjukan tidak lagi membosankan, namun enak ditonton.

         "Selain gerakan silat yang indah, kelompok ini juga menggabungkan beberapa gerakan tarian ala dangdut secara serempak, hal itu cukup memberi nilai tambah yang sangat menarik minat penonton," kata dia.

         Pantauan Antara, meskipun tampil saat hujan berintensitas sedang, Grup Randai Sijantang Koto tetap semangat menampilkan kisah yang mereka bawakan.

        Penampilan karya mereka juga menarik minat para pengunjung di kawasan Lapangan Silo dan membuat meriah perayaan Hari Jadi Ke-127 Kota Sawahlunto. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024