Simpang Ampek, Sumbar, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar mencanangkan peningkatan produksi padi surplus 10 juta ton beras untuk mencapai swasembada berkelanjutan melalui kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu.

     "Pencanangan peningkatan produksi padi ini kita lakukan secara simbolis di Kecamatan Talamau beberapa waktu lalu. Mudah-mudahan Pasaman Barat bisa menjadi daerah penyuplai beras tertinggi di Sumbar dan nasional," kata Bupati Pasaman Barat, Baharuddin R.

     Dia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan peningkatan produksi padi melalui program peningkatan produksi beras nasional (P2BN).

     Selain itu juga melalui Bantuan langsung benih unggul (BLBU) dan adanya penangkar padi serta penggunaan benih unggul.

     Program itu, juga didukung dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana irigasi, perbaikan kesuburan lahan, alat mekanisme pertanian dan prasarana transportasi.

     "Jumlah penerima program itu mencapai 80 kelompok tani seluas 2.000 hektar dengan jumlah dana Rp5.148.000.000," katanya.

     Dia menjelaskan daerah yang masuk program peningkatan produksi padi yakni Kecamatan Talamau sebanyak 36 kelompok tani seluas 900 hektar dengan dana Rp2.316.000.000, Kecamatan Kinali sebanyak 11 kelompok seluas 275 hektar dengan dana Rp707.850.000 dan Kecamatan Luhak Nan Duo sebanyak tujuh kelompok seluas 175 hektar dengan dana Rp450.450.000.

     Kecamatan Lembah Melintang dengan 17 kelompok seluas 425 hektar dana Rp1.093.950.000 dan Kecamatan Sungai Beremas 9 keltan seluas 225 hektar dengan dana Rp579.150.000.

<b>Tanam Tanaman Pangan</b>

     Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, juga mengarahkan petani untuk menanam tanaman pangan. Jika ada yang melanggar kesepatan maka akan dikenakan sanksi tegas.

     Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan, Johniwar mengatakan sosialisasi tentang ketahanan pangan terus dilakukan sesuai dengan program pemerintah pusat untuk menjaga ketahanan pangan di daerah.

     Dia mengatakan, saat ini ada tiga nagari (desa adat) yang membuat kesepakatan bersama untuk menanam tanaman pangan di atas lahan yang disediakan. Jika ada warga yang menanam selain tanaman pangan maka akan dilakukan pencabutan terhadap tanaman tersebut.

     "Kesepakatan itu bertujuan untuk menghambat alih fungsi lahan yang sesuai dengan Undang-Undang 41 tahun 2009 tentang pertanian berkelanjutan. Saya kira kesepakatan ini pertama di Sumbar karena ada warganya membuat kesepakatan untuk menanam tanaman pangan," kata dia.

     Dia menjelaskan ketiga daerah itu adalah di Nagari Kinali Kecamatan Kinali seluas 1.640 hektar,  Nagari Kajai Kecamatan Talamau seluas 320 hektar dan Nagari Desa Baru Ranah Batahan seluas 970 hektar.

     Surat kesepakatan bersama itu ditandatangani oleh semua kelompok tani yang ada dan diketahui oleh Wali Nagari dan Camat setempat.

     Dalam kesepakatan itu ditegaskan lahan persawahan kelompok tani yang ada tidak akan ditanami tanaman lain selain komoditi tanaman pangan. Apabila ada yang melanggar kesepakatan akan dilakukan pencabutan. Sedangkan pengawasan dilakukan oleh kelompok masing-masing.

      "Masa berlaku surat keputusan bersama tersebut berlaku hingga 10 tahun kedepannya. Ini merupakan hal yang sangat baik dalam rangka menghambat alih fungsi lahan," kata Johniwar.

     Dengan adanya kesepakatan tersebut maka pihak dewan riset Sumbar menjadikan ketiga nagari tersebut menjadi percontohan riset atau model di Sumbar. Saat ini pihaknya juga sedang mempersiapkan peraturan nagarinya sehingga kesepakatan ini lebih kuat.

     "Kesepakatan ini akan kita perkuat dengan peraturan nagari sehingga lebih kuat. Bahkan pernah ada masyarakat yang mencoba menanam selain tanaman pangan dan langsung aksi pencabutan," katanya.

<b>Tanam Dua Kali Setahun</b>

     Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar juga mengimbau petani padi bisa melakukan penanaman dua kali setahun sehingga hasil yang diperoleh bisa meningkat.

     "Tanam dua kali dengan panen dua kali saat ini terus kita sosialisasikan kepada petani. Secara bertahap kebiasaan petani menanam satu kali setahun akan kita perbaiki secara perlahan-lahan,"kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortkultura dan Peternakan Pasaman Barat, Johniwar.

     Dia mengatakan dengan meningkatnya produksi di sektor pangan maka akan bisa menjamin ketersediaan pangan secara nasional nantinya.

     "Terpenting sekali adalah akan bisa menghambat alih fungsi lahan dari tanaman padi ke tanaman kelapa sawit," kata dia.

     Menurut dia, pihaknya tidak melarang tanaman kelapa sawit tetapi bagaimana menjaga ketersediaan pangan yang ada. Ketahanan pangan merupakan program pemerintah pusat yang harus dijalankan di tingkat bawah.

<b>Tingkatkan Produksi Padi</b>

     Pihaknya juga berupaya meningkatkan produksi padi tahun 2012. Selain merubah sistem turun kesawah, juga akan memperbaiki sarana irigasi yang ada di daerah tersebut.

     "Untuk produktifitas mengalami peningkatan dari tahun 2011 dari 4,6 ton naik menjadi 4,8 ton per hektar atau secara keseluruhan 91.266 ton dengan luas panen 18.693 hektar,"kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan, Pasaman Barat, Johniwar.

     Dia mengatakan, untuk tahun 2012 ini pihak akan terus berupaya meningkatkan produksi padi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan merubah sistem turun kesawah yang biasanya satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali.

     "Kebiasaan para petani pascapanen dengan masa rehat yang panjang serta alasan faktor hama dan ketersediaan pupuk yang terbatas sering menjadi alasan bagi para petani," kata Johniwar.

     Menurutnya, perbaikan sarana irigasi juga sangat penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan air. Sarana irigasi banyak terletak di Kecamatan Talamau, Kecamatan Kinali, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Sasak sangat butuh untuk perawatan.

     "Meskipun tanaman kelapa sawit dan jagung menjadi andalan daerah namun tanaman padi tidak bisa dilupakan karena padi yang diolah menjadi beras merupakan makanan pokok,"ujar dia.

     Pada tahn 2009 Pasaman Barat mampu memproduksi padi diatas lima persen yang merupakan target secara nasional.  

     Namun, tahun 2010 target itu tidak tercapai. Untuk itu, tahun 2012 ini pihaknya akan berupaya mencapai atau melebihi target nasional tersebut.

     Di Pasaman Barat, tanaman padi tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman, Kecamatan Lembah Melintang dan Kecamatan Ranah Batahan. (*)


Pewarta : Altas Maulana
Editor :
Copyright © ANTARA 2024