Satu lagi program spektakuler diluncurkan Pemko Padang. Terhitung mulai hari ini, masyarakat tidak perlu bayar ketika ingin mendapatkan pelayanan kesehatan, semuanya gratis. Bahkan Pemko Padang membayar Rp.2.000 sebagai uang transportasi. Kalau dulu si sakit yang membayar, sekarang si sakit yang dibayar. Perasaan syukur bercampur haru benar-benar dialami Jasmiati (53), pasien pertama Puskesmas Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat. Selain karena ia sudah bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, Jasmiati pun mendapat kesempatan pertama mendapatkan insentif berobat sebesar Rp.2.000 yang diberikan langsung oleh Wali Kota Padang, Fauzi Bahar, pada pencanangan yang digelar Senin (2/3). “Saya bersyukur sekali dengan adanya program ini. Kalau dulu saya harus mengeluarkan uang untuk membayar karcis sebesar Rp.1.500, tapi mulai hari ini, giliran saya yang dibayar Rp.2.000,” katanya senang. Sebagai pasien umum, Jasmiati mengaku setiap kali sakit, selalu berobat ke Puskesmas, dan kedatangannya kali ini untuk meminta tambahan obat atas penyakit hipertensi yang sudah diidapnya sejak beberapa tahun lalu. Jasmiati pun tidak menyangka, kalau kedatangannya berobat kali ini membawa berkah. Jasmiati yang berencana hendak pulang dan sudah mengambil obat, ternyata mendapat uang transport sebesar Rp.2.000 yang diserahkan bersamaan pada saat penyerahan obat dari petugas puskesmas. Masyarakat sangat antusias menyambut pelaksanaan program berobat gratis plus Rp.2.000 di Puskesmas itu. Bahkan, banyak masyarakat yang merasa masih memiliki kesanggupan, dengan kesadaran sendiri mengembalikan uang transport yang berasal dari dana zakat tersebut. Salah seorang pasien yang mengaku sebagai dosen di Universitas Muhamadiyah Sumatera Barat, Tri Irfa ketika menerima uang transport dari petugas Puskesmas langsung mengembalikannya, karena menurutnya lebih baik diberikan kepada masyarakat yang lebih layak menerimanya. “Saya seorang PNS, dan saya juga turut membayar zakat. Bukannya saya tidak menghargai nominal uangnya, tapi lebih baik masyarakat kurang mampu yang menerimanya,” katanya menjelaskan. Menanggapi hal itu, Pimpinan Puskesmas, Drg. Wita Fitriani mengatakan sangat menghargai niat baik pasien yang memang benar-benar mampu. Dengan demikian, uang yang dikembalikan pasien mampu akan diserahkan kepada pasien kurang mampu selanjutnya. “Program ini akan terus kita jalankan, ke depan pasti akan banyak ditemukan pemulangan dana ini. Karena yang berobat ke sini juga banyak para pegawai, jika mereka tidak menerima, maka akan kita serahkan kepada pasien lain yang membutuhkan,” katanya. Wita Fitriani mengungkapkan, Puskesmas Padang Pasir mendapatkan alokasi dana Rp.29.600.000 untuk tahap pertama pelaksanaan program berobat gratis plus Rp2.000. Penetapan jumlah dana ditentukan berdasarkan jumlah kunjungan pasien ke masing-masing Puskesmas setiap bulannya. Berdasarkan laporan perbulan, maka setiap Puskesmas akan menerima seratus lebih pasien setiap hari kerja. Bahkan pada Senin dan Kamis berkisar 180 sampai 190 pasien yang didominasi pasien umum. Di sisi lain pencabutan pungutan retribusi karcis Rp.1.500 juga berlaku di tiap-tiap Puskesmas pembantu, namun pengembalian uang transportasi hanya berlaku di 20 Puskesmas induk yang berada di Kota Padang dengan sistem pelaporan setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota Padang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Efrida Aziz yang juga penanggung jawab berobat gratis plus Rp.2.000 mengatakan, semua pimpinan Puskesmas juga diwajibkan mengawasi pelaksanaan program untuk peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu, karena akan terus dievaluasi setiap bulannya. (***)

Pewarta : Wahdi Septiawan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024