PADANG - Setelah menjalani operasi hidrosefalus dan lebih dari sebulan dirawat di RSUP. M.Djamil, Hafizah Khayyirah (9 bln) akhirnya diperbolehkan pulang, Selasa (10/9). Meski pasca operasi ditemukan pula kebocoran pada jantungnya, Hafizah masih terus bertahan. "Semoga Hafizah terus kuat," kata Ummi Haniyatul Nasruroh (23) dengan haru. Dilanjutkannya, sudah diperbolehkan pulang saja sudah sangat bersyukur. Apalagi nanti jika Allah terus memberikan jalan kesembuhan bagi Hafizah. Selama enam bulan ke depan Hafizah akan menjalani fisiotherapy guna melemaskan sendi-sendi dan syaraf yang kaku. Banyaknya dukungan masyarakat dan para donatur membuat pasangan muda, Ummi dan Irwan (23) terus optimis. Meski dikatakan dokter bahwa Hafizah tetap harus dioperasi kembali terkait kebocoran jantungnya, dan memerlukan dana ratusan juta, keluarga tetap tabah dan bertawakal. "Pasti ada jalannya," begitu ujar Irwan, sang ayah, yang hanya bekerja sebagai buruh di pabrik tahu lubuk buaya. Sementara itu, biaya pengobatan Hafizah di RSUP. M.Djamil dengan status pasien umum mencapai angka Rp19.449.500. Sedangkan dana yang terkumpul melalui donatur Dompet Dhuafa Singgalang hanya Rp8,5 juta. "Kita sudah menyalurkan biaya pengobatan Rp9 juta, kami berharap tindakan medis terhadap Hafizah dapat dilanjutkan, operasi kebocoran jantungnya menjadi pikiran bersama saat ini," terang Kepala Divisi Program Dompet Dhuafa Singgalang, Karsini. Kini, keluarga kecil itu hidup menumpang di rumah saudaranya di Komplek Palapa Saiyo Blok C10 No 2A Kel. Sungai Buluh Kec. Batang Anai. Maklum kontrakan mereka di Lubuk Buaya sudah tidak bisa ditempati dikarenakan tidak ada biaya. "Sekarang menumpang dulu," kata Irwan. Sedangkan untuk Hafizah, selain menunggu keberadaan dana, kondisi berat badan dan kestabilan fisik Hafizah menjadi syarat mutlak tindakan medis selanjutnya. Untuk itu, masyarakat tetap bisa membantu Hafizah melalui Dompet Dhuafa Singgalang. (winda)

Pewarta : 127
Editor :
Copyright © ANTARA 2024