Kotawaringin Barat, (Antara) - KN Andromeda milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan berangkat dari Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kotawaringin Barat pada Selasa sore dengan membawa personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut.
Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan pada pukul 15.00 WIB beriringan dengan KN Jadayat dengan dipandu dan dikawal KN Alugara. Selain personel Kopaska, kedua kapal itu juga membawa tim dari Otoritas Pelabuhan dan Maritim (MPA) Singapura.
KN Andromeda dan KN Jadayat membawa peralatan "Multi Beam Echo Sounder" dan "Side Scan Sonar" untuk mengetahui anomali tidak wajar di dasar laut, serta "Pinger Locater" untuk mengirimkan dan menerima sinyal dari kotak hitam pesawat yang naas.
Sebelumnya tim Kopaska telah mempelajari pengoperasian "Pinger Locater" bersama tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Tim yang ada di kedua kapal itu akan menuju titik pertama yang diduga lokasi badan pesawat AirAsia ("Suspect I").
Proses pencarian dan evakuasi kecelakaan AirAsia QZ8501 memasuki hari ke-10 pada Selasa. Hari, tim gabungan kembali menemukan dua jenazah penumpang pesawat yang naas.
Dengan begitu, jumlah korban yang telah dievakuasi telah mencapai 39 jenazah dan telah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim "Disaster Victim Identification" (DVI) yang bermarkas di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Minggu (28/12).
Pesawat QZ8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi.
Tim gabungan pencarian dan penyelamatan mulai mendapatkan titik terang setelah menemukan serpihan pesawat dan jenazah sejak Selasa (31/12). Badan SAR Nasional telah mengonfirmasi bahwa yang ditemukan adalah serpihan pesawat AirAsia dan jenazah penumpangnya. (*/jno)