"Eco-Driving" Ajak Gunakan Bahan Bakar Rendah Sulfur

id "Eco-Driving" Ajak Gunakan Bahan Bakar Rendah Sulfur

Jakarta, (Antara) - Kegiatan Eco Driving (perilaku mengemudi ramah lingkungan) dalam rangkaian Pekan Lingkungan Hidup Indonesia 2014 mengajak masyarakat untuk menggunakan bahan bakar rendah sulfur. "Melalui eco-driving kita mendorong penggunaan BBM rendah sulfur, memang lebih mahal tapi lebih bersih dan ramah lingkungan," kata Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup Novrizal Tahar di Jakarta, Rabu. Kementerian Lingkungan Hidup menyelenggarakan Eco Driving Workshop dan Rally di kawasan Senayan Jakarta pada 31 Mei 2014. Novrizal mengatakan, lebih dari separuh BBM di Indonesia sangat tergantung dari impor dengan pertumbuhan yang meningkat setiap tahunnya hampir 10 persen. Beban subsidi yang ditanggung negara mencapai Rp200 triliun pada 2014 yang menjadi persoalan serius bagi ekonomi dan ketahanan energi. Lebih lanjut dia menjelaskan, BBM yang bersubsidi memiliki kandungan sulfur (belerang) yang lebih tinggi dibandingkan BBM non subsidi. Misalnya pada BBM solar biasa kandungan sulfurnya mencapai 3.500 ppm sedangkan kandungan BBM solar Pertamina DEX terbaik adalah 200 ppm. Jika dibandingkan negara-negara tetangga misalnya Singapura untuk BBM diesel (solar) terbaiknya kandungan sulfurna 10 ppm, Tiongkok 50 ppm, Thailand 50 ppm, Jepang dan Korea 10 ppm. "BBM non subsidi relatif lebih bersih dibandingkan BBM bersubsidi sehingga akan menghasilkan emisi atau gas buang yang lebih bersih," kata Novrizal. Sementara di Indonesia 97 persen pengendara kendaraan bermotor masih mengkonsumsi BBM bersubsidi. (*/sun)