Gus Solah: Kepercayaan Rakyat Kepada DPR Merosot

id Gus Solah: Kepercayaan Rakyat Kepada DPR Merosot

Jakarta, (Antara) - Ketua Komite Konvensi Rakyat Salahuddin Wahid menilai kepercayaan rakyat kepada DPR merosot karena perilaku anggota dewan yang tidak serius dan suka membolos. "Kepercayaan masyarakat terhadap DPR dan partai politik jauh merosot. Partai-partai sudah tidak ideologis lagi, lebih pragmatis dan lebih transaksional dibandingkan pada tahun 1950-an," kata Gus Solah, panggilan akrab Salahuddin, di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu. Dia mengatakan kebanyakan politisi mempunyai anggapan bahwa menjadi anggota DPR adalah mencari uang, bukan pengabdian. Sementara untuk menjadi kepala daerah, apalagi presiden, kata Gus Sholah, membutuhkan sangat banyak uang. "Kepala daerah banyak sekali yang diadili dan dijatuhi hukuman karena korupsi, karena mereka harus mengembalikan investasi akibat politik uang yang sangat transaksional," ujarnya. Dia mengatakan Orde Reformasi yang diharapkan bisa memperbaiki kondisi kehidupan bangsa yang terpuruk pascakrisis ekonomi 1997/1998, hanya mampu memberikan harapan kepada masyarakat pada tahun-tahun awal. "Orde Reformasi tidak mampu terwujud, namun lanjutan dari Orde Baru. Penegakan keadilan hanya mimpi, korupsi merajarela, birokrasi pemerintah makin korup, gemuk, dan lamban, pemerataan hasil pembangunan masih belum baik, dan juga modal luar negeri makin dominan," katanya. Dia menilai partai dan tokoh politik yang berambisi menjadi calon presiden melontarkan janji berisi kebijakan pro pertumbuhan, pro lapangan kerja, dan pro rakyat miskin, namun hal itu jauh dari kenyataan, pertumbuhan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Sekretaris Komite Konvensi Rakyat Rommy Fibri mengimbau agar rakyat lebih selektif dan rasional dalam memilih pemimpin pada Pemilu 2014. Atas dasar itu, menurut dia, konvensi rakyat diadakan untuk mencari calon pemimpin alternatif bagi rakyat. Debat Konvensi Rakyat putaran ketujuh digelar di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu, diikuti tujuh peserta, yakni Yusril Ihza Mahendra, Rizal Ramli, Isran Noor, Sofjan Siregar, Anni Iwasaki, Ricky Sutanto, dan Tony Ardi dengan panelis Franz Magnis Suseno, Jaya Suprana, Salim Said, dan Lukman Hakim Saifuddin. (*/sun)