Lima Polisi Kolombia Tewas Dalam Serangan FARC

id Lima Polisi Kolombia Tewas Dalam Serangan FARC

Bogota, (Antara/AFP) - Serangan gerilyawan kiri FARC menewaskan lima polisi Kolombia dan mencederai tiga lain Senin di wilayah utara negara itu, kata pihak berwenang. Gerilyawan menyerang patroli anti-narkotika yang bekerja untuk pembasmian coca di provinsi Antioquia, kata Kolonel Fernando Restrepo kepada AFP. "Ini merupakan serangan hebat terhadap satuan kami," kata Restrepo. Korban yang cedera dibawa ke rumah sakit di daerah itu untuk memperoleh perawatan. Menteri Pertahanan Juan Carlos Pinzon menyebut serangan itu sebagai "tindakan biadab yang tidak bisa dipahami". "Janganlah kita tertipu di Kolombia," katanya. "Keinginan presiden dan rakyat bagi perdamaian dan rekonsiliasi merupakan satu hal. Keinginan orang-orang ini untuk menipu kita dengan perdagangan kriminal dan ilegal merupakan hal lain." Selama lebih dari setahun, pemerintah Presiden Juan Manuel Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melakukan perundingan perdamaian di Kuba dengan tujuan mengakhiri konflik terlama Amerika Latin itu. Dari lima poin agenda, kedua pihak sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan -- reformasi tanah dan keikutsertaan kelompok pemberontak itu dalam politik jika mereka mengakiri perang yang telah berlangsung hampir 50 tahun. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti-rugi korban perang dan diakhirinya konflik. FARC untuk pertama kali telah mengakui sebagian tanggung jawab atas pertumpahan darah puluhan tahun, yang mengisyaratkan perubahan berarti dalam sikap mereka karena selama ini kelompok itu tetap mengklaim bahwa anggota-anggotanya menjadi korban penindasan pemerintah. Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober 2012 yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba. Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal. Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian. Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak. FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964. (*/sun)