Bupat Solok Selatan: Penambangan Emas Merugikan Daerah

id Bupat Solok Selatan: Penambangan Emas Merugikan Daerah

Bupat Solok Selatan: Penambangan Emas Merugikan Daerah

Muzni Zakaria

Padang Aro, Sumbar, (ANTARA) - Bupati Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat Muzni Zakaria mengatakan aktivitas penambangan emas menggunakan alat berat jenis ekskavator yang kini marak hanya merugikan karena tidak memberi kontribusi apa-apa bagi daerah."Selain itu, kendaraan bertonase berat yang membwa alat berat ke lokasi pertambangan emas juga telah merusak jalan yang dibangun daerah dengan biaya besar, sungguh sangat merugikanm," kata bupati di Padangaro, Kamis. "Meskipun pemerintah daerah sudah bekerja keras membangun infrastruktur jalan tetapi mobil besar yang membawa alat berat yang setiap hari lewat telah mempercepat kerusakan jalan," keluhnya. Menurut dia, kerugian yang dialami daerah masih banyaknya jorong di Kabupaten itu yang masih tertinggal dan belum bisa berkembang karena akses jalan yang buruk. "Saya merasa sedih sekali sebab masih ada beberapa jorong di Solok Selatan yang tertinggal dalam hal pembangunan, sedangkan kekayaan alam seperti emas yang terkandung di daerah ini dikuras tanpa ada kontribusinya bagi daerah," katanya. Sebagai contoh katanya, Jorong Koto Rambah Nagari Lubuk Gadang Utara Kecamatan Sangir yang berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok Selatan pembangunannya masih sangat minim, sementara miliaran kekayaan alam Solok Selatan setiap hari diambil orang. "Tetapi masyarakat di daerah ini tidak perlu cemas, sebab pemerintah daerah akan bertindak tegas agar potensi sumberdaya alam seperti emas yang dikelola investor hasilnya bisa dialihkan untuk membangun daerah," kata dia. Ia mengatakan, maraknya pertambangan secara liar selama ini bukan kelalaian dan kesalahan pemerintah semata, melainkan juga masih lemahnya sumberdaya manusia di daerah. Selain itu katanya, kesadaran masyarakat untuk selalu memelihara dan menjaga lingkungan juga kurang. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Solok Selatan Julian Efi, mengatakan, sebelumnya jumlah alat berat yang melakukan aktivitas penambangan di daerah itu hanya sekitar 100 unit, tetapi sekarang sudah mencapai 200 unit dan tidak memiliki izin. (**/rik/sun)