Kemenkes Hentikan Kampanye Bus "Pekan Kondom Nasional"

id Kemenkes Hentikan Kampanye Bus "Pekan Kondom Nasional"

Jakarta, (Antara) - Di tengah kontroversi di masyarakat yang ditimbulkan oleh program tahunan "Pekan Kondom Nasional", Kementerian Kesehatan meminta penyelenggara untuk menghentikan kampanye penggunaan bus yang dilengkapi oleh sarana komunikasi, informasi dan edukasi. "Yang dihentikan hanya bus bertuliskan Pekan Kondom Nasional karena komunikasi, informasi dan edukasi ini sudah dilakukan sebelumnya," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu. Tjandra juga menegaskan bahwa Pekan Kondom Nasional bukan kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan namun merupakan kegiatan yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pihak swasta yaitu DKT Indonesia yang merupakan salah satu distributor kondom di Indonesia, dengan sepengetahuan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. "Kita telah mengadakan pertemuan dengan DKI Indonesia dan KPAN dan diperoleh penjelasan bahwa acara Pekan Kondom Nasional merupakan kegiatan rutin yang telah dilakukan DKI Indonesia sejak 2007 dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia," ujar Tjandra. Bus yang dipermasalahkan itu yang juga menampilkan gambar dari Duta Kondom Julia Perez dalam pose yang cukup vulgar disebut Tjandra hanya ada satu buah dan hanya ada di Jakarta. Bus itu hanya sempat berkampanye sehari dan langsung ditarik karena muncul penolakan dari masyarakat yang menuding bahwa juga terjadi pembagian kondom gratis dalam kampanye tersebut. "Menurut laporan DKT tidak ada pembagian kondom gratis, tidak ada mobil masuk kampus perguruan tinggi diluar Jakarta, karena mobilnya cuma satu dan di Jakarta saja," kata Tjandra. Selain itu, didalam bus tersebut juga tidak dilakukan pembagian kondom gratis karena hanya ada fasilitas komunikasi, informasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS seperti leaflet untuk dibagikan ke masyarakat. Sekretaris KPAN Kemal Siregar menambahkan bahwa program edukasi mengenai HIV/AIDS yang dihentikan hanya yang sifatnya kontroversial seperti bus tersebut namun program lainnya akan tetap dijalankan. Kemal juga mengatakan memang ada ada pembagian kondom namun hanya kepada populasi kunci dan tidak kepada masyarakat luas, apalagi kepada mahasiswa seperti berita yang beredar. "Bagi kondom ke masyarakat hanya di titik-titik lokasi yang beresiko tinggi," kata Kemal. (*/jno)