Padang Panjang (ANTARA) - Sejumlah komoditas pangan minggu keempat September di Padang Panjang, Sumatera Barat mengalami penurunan harga.
Analis Perekonomian Setdako Padang Panjang Chandra Erfiko, menyebutkan penurunan harga perlu dijaga agar stabilitas tetap terjamin di tingkat konsumen.
Dari data Pemkot Padang Panjang, penurunan paling signifikan terjadi pada cabai merah yang turun Rp10.150 dari Rp95.150 menjadi Rp85 ribu/kg. Selain cabai merah, harga cabai hijau juga turun Rp5.666 menjadi Rp61.667/kg. Bawang merah turun Rp5.367 menjadi Rp32.650/kg. Telur itik turun Rp800 menjadi Rp32 ribu/kg. Bawang daun turun Rp700 menjadi Rp9.300/kg. Serta bawang bombai turun Rp400 menjadi Rp33.300/kg.
“Pasokan dari daerah penghasil harus terus dipantau agar harga tidak kembali melonjak, jika harga terlalu tinggi, masyarakat kesulitan membeli kebutuhan pokok. Untuk itu, menjaga stabilitas harga komoditas adalah kunci untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen,” kata Chandra Erfiko.
Sementara itu komoditi utama lain cenderung stabil, di antaranya beras kualitas I Rp17 ribu/kg, kualitas II Rp16 ribu/kg, kualitas III Rp15 ribu/kg. Gula pasir Rp18 ribu/kg. Tepung terigu Segitiga Biru Rp13 ribu/kg. Daging sapi Rp141.667/kg. Ayam kampung besar Rp90 ribu/kg, ayam kampung sedang Rp80 ribu/kg dan ayam ras kecil Rp70 ribu/kg. Telur ayam ras Rp28.300/kg. Telur ayam kampung Rp54.433/kg.
Untuk Susu bubuk 400gr Rp46.167/kotak, susu bubuk Indomilk Rp45.250/kotak. Kacang kedelai Rp11.125/kg, kacang hijau Rp26.000/kg, kacang tanah Rp28.000/kg.
Minyak goreng kemasan sederhana Rp17 ribu/liter, yang premium Rp22 ribu/liter, dan curah Rp19 ribu/kg juga tercatat stabil.
Namun demikian dari penurunan harga dan kestabilan sejumlah komoditi, Chandra menyebutkan ada empat komoditi yang mengalami kenaikan, yakni daging ayam broiler naik Rp167 menjadi Rp31.334/kg. Bawang putih naik Rp1.150 menjadi Rp33.317/kg. Terong naik Rp300 menjadi Rp7.000/kg, dan seledri naik cukup tinggi Rp7.000 menjadi Rp16.700/kg.
Menurut Chandra Efriko, dengan menjaga stabilitas harga komoditas, daya beli masyarakat terlindungi dan semangat produsen tetap terjaga. (*)
