Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto hari ini menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Burhanuddin Abdullah dalam Upacara Penganugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta.
Penganugerahan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi negara atas jasa Burhanuddin dalam menjaga stabilitas moneter dan memperkuat sistem perbankan internasional.
Dalam sambutannya setelah penganugerahan kepada para penerima tanda kehormatan, Presiden Prabowo menegaskan bahwa penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan negara kepada para tokoh yang telah mendedikasikan dirinya bagi bangsa dan negara.
"Saya hanya ingin menyampaikan atas nama negara dan bangsa sekali lagi terima kasih atas jasa-jasa pengabdian saudara-saudara sekalian, dan mereka-mereka yang orang tuanya tidak hadir, ahli waris, juga atas nama negara dan bangsa terima kasih kami Republik Indonesia atas pengabdian saudara-saudara sekalian," ujar Prabowo.
Prabowo berharap jasa dan pengabdian yang telah ditorehkan para penerima Tanda Kehormatan tersebut dapat menjadi warisan bagi generasi penerus bangsa.
Burhanuddin Abdullah sendiri menerima penghargaan tersebut atas jasa-jasanya dalam menjaga stabilitas moneter, memperkuat sistem perbankan internasional, serta memimpin kebijakan strategis di tengah tantangan perekonomian global maupun domestik.
Burhanuddin Abdullah, yang saat ini merupakan salah satu Board of Advisors di lembaga think tank independen Prasasti Center for Policy Studies, dikenal luas sebagai ekonom senior dengan rekam jejak panjang di dunia kebijakan ekonomi nasional.
Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada periode 2003-2008, serta aktif terlibat dalam berbagai inisiatif strategis di bidang ekonomi dan pembangunan.
Penghargaan ini menjadi tanda kehormatan kedua yang diterima oleh Burhanuddin Abdullah. Sebelumnya, pada 2007, ia telah menerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Pada tahun yang sama, Burhanuddin Abdullah juga dinobatkan menjadi salah satu dari lima bankir negara terbaik dunia tahun 2007 oleh majalah ekonomi internasional dari Amerika Serikat, Global Finance, karena dianggap berhasil memimpin bank sentral Indonesia, menjaga stabilitas makro ekonomi selama tahun 2005.
Penghargaan "Best Central Banker" tersebut diserahkan jajaran pimpinan Global Finance kepada Burhanuddin di Gedung National Press Club, Washington DC, yang dihadiri oleh para bankir dari berbagai belahan dunia.
Burhanuddin Abdullah bukan sosok sembarangan. Ia dikenal sebagai ekonom yang menorehkan capaian monumental bagi Indonesia.
Salah satu peristiwa penting pada Oktober 2006, saat menjabat Gubernur BI, ia menjadi tokoh sentral di balik keputusan berani melunasi seluruh utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Keputusan tersebut disampaikan dengan kalimat sederhana namun penuh makna.
“Kami sudah menyampaikan kepada IMF, hari ini utang kita dilunasi. Mekanismenya lima hari. Minggu depan Indonesia tak punya utang lagi kepada IMF,” tuturnya kala itu.
Langkah strategis tersebut menjadikan Indonesia resmi terbebas dari jeratan IMF setahun lebih cepat dari jadwal. Padahal, komitmen awal pelunasan baru ditargetkan pada 2010 dan dipercepat menjadi 2007.
Namun, dengan cadangan devisa yang kala itu mencapai 42,35 miliar dolar AS dan kondisi fiskal yang aman, Burhanuddin Abdullah mengambil keputusan visioner untuk melunasi lebih cepat.
Pada Oktober 2006, Indonesia membayar 3,2 miliar dolar AS sebagai tahap kedua setelah sebelumnya melunasi 3,75 miliar dolar AS pada Juni 2006. Dengan itu, seluruh utang IMF tuntas dan Indonesia resmi meraih tonggak bersejarah berupa kemerdekaan ekonomi.
Dengan demikian, Burhanuddin Abdullah kini tercatat sebagai salah satu putra bangsa yang memperoleh dua Bintang Mahaputera dari negara atas jasa dan pengabdiannya.
Adapun total, Presiden menganugerahkan tanda jasa dan tanda kehormatan negara kepada 141 tokoh dari berbagai kalangan.
Sebagai informasi, anugerah tanda jasa dan tanda kehormatan merupakan tradisi yang selalu digelar saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Anugerah ini merupakan bentuk penghormatan atas dharma bakti, dedikasi, dan kesetiaan luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Upacara penganugerahan di Istana Negara ini turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, jajaran kabinet, serta tokoh nasional lainnya.
Sebelum prosesi penganugerahan tanda kehormatan berlangsung, Presiden Prabowo Subianto terlebih dahulu memimpin Upacara Pelantikan Pejabat Negara.
