Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) terus meningkatkan keamanan siber dalam rangka mengoptimalkan pelayanan publik berbasis teknologi termasuk menjaga aspek kerahasiaan data.
"Agar layanan publik bisa berjalan lancar dan aspek kerahasiaannya terjaga, maka dibutuhkan dukungan pengelolaan risiko keamanan yang sistematis," kata Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kota Padang Corri Saidan di Padang, Selasa.
Corri Saidan mengatakan berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), tercatat lebih dari 330 juta anomali lalu lintas siber di Indonesia sepanjang 2024. Angka tersebut meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, salah satu ancaman terbesar yang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir adalah serangan Distributed Denial of Service (DDoS), yakni upaya membanjiri server dengan lalu lintas palsu sehingga layanan tidak dapat diakses publik.
"Sektor pemerintahan menjadi salah satu target utama karena tingginya ketergantungan pada layanan digital publik, termasuk Kota Padang," kata dia.
Bahkan, Pemerintah Kota Padang telah beberapa kali mengalami insiden siber yang menyebabkan terganggunya sistem aplikasi serta website layanan publik. Hal itu menjadi krusial karena menyangkut keberlangsungan layanan di Pemerintah Kota Padang mengingat hampir semua layanan utama sudah menggunakan sistem elektronik.
Oleh sebab itu, kata dia, penting bagi Agen Padang Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk memiliki kemampuan deteksi dini, mitigasi dan respons cepat terhadap serangan siber.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, diperlukan kolaborasi dan sinergi," ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Padang Bobby Firman menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang teknis di lingkup Pemerintah Kota Padang dalam menghadapi ancaman siber, khususnya serangan DDoS yang semakin marak terjadi di sektor layanan publik digital.
"Penting untuk meningkatkan pemahaman teknis para Agen Padang CSIRT terkait ancaman dan pola serangan DDos," ujarnya.
Sebab, tambahnya, transformasi digital harus disertai dengan sistem keamanan informasi yang kuat. Apalagi sebagaimana diketahui, serangan DDoS bisa melumpuhkan layanan jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
