Ekstremis Bertopeng Serbu Tempat Pemungutan Suara di Kosovo

id Ekstremis Bertopeng Serbu Tempat Pemungutan Suara di Kosovo

Beograd, (Antara/Xinhua-OANA) - Sekelompok ekstremis bertopeng menyerbu tempat pemungutan suara di gedung Sekolah Dasar Sveti Sava di Kosovska Mitrovica, menjelang pukul 17.00 waktu setempat (23.00 WIB) Ahad, kata Stasiun Televisi Nasional Serbia (RTS). Lebih dari 10 penyerang merusak kotak suara dan menyerang staf pemungutan suara sebelum mereka dibubarkan oleh polisi yang menggunakan gas air mata, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. RTA melaporkan para penyerang tersebut adalah anggota kelompok ekstrem sayap-kanan Serbia, yang menentang keputusan Pemerintah Serbia untuk meminta orang Serbia Kosovo ikut dalam pemilihan umum lokal di wilayah tersebut. Pemerintah Serbia di Beograd telah meminta warga Serbia Kosovo untuk memberi suara guna mendukung berdirinya perhimpunan kota praja Serbia sehingga menambah kuat keberadaan Negara Serbia di wilayah sengketa itu. Hari pemungutan suara di sebelah utara Kosovo berjalan dalam suasana sangat tegang, yang diciptakan oleh kelompok ekstrem yang berusaha mengintimidasi warga dengan segala cara, mulai dari penghinaan lisan, pemasangan spanduk yang menyerukan boikot, atau merekam mereka dengan kamera video saat mereka memasuki tempat pemungutan suara, kata RTS. RTA juga melaporkan pemilihan umum lokal Kosovo pada Ahad (3/11) untuk memilih kepala kota praja dan wakil majelis setempat telah diselimuti oleh penyimpangan besar. Calon bagi Wali Kota Kosovska Mitrovica Krstimir Pantic tak bisa memberi suara saat ia datang ke tempat pemungutan suara sebab tempat itu ditutup sekitar setengah jam setelah pemungutan suara dibuka secara resmi pada pukul 07.00 waktu setempat (13.00 WIB). Pantic sendiri secara fisik diserang pada Sabtu malam di luar rumahnya di Kosovska Mitrovica, sehingga ia menderita luka ringan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Ia mengatakan akibat aksi agresif kaum fanatik, banyak warga memutuskan untuk tinggal di rumah. Kosovo secara sepihak memproklamasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, tapi Beograd tidak mengakui pemisahan diri itu. (*/sun)