Agam (ANTARA) - Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat menimbulkan terjadinya hujan abu vulkanik di beberapa daerah di Kabupaten Agam. Kecamatan Sungai Puar dan Kecamatan Canduang paling terdampak.
"Hujan abu ini sudah terasa sejak Jumat (23/8). Namun hari ini paling parah terasa hingga kami keluar rumah harus dengan masker," kata seorang warga Sungai Puar, Hesti (28), Sabtu (24/9).
Di lokasi yang berada di pinggang Gunung Marapi itu, tampak petugas pemadam kebakaran mencoba menghilangkan tumpukan abu dengan cara menyiramkan air di jalanan.
"Ada enam titik penyemprotan di Sungai Puar ini sesuai permintaan warga melalui kepala desa. Dilakukan selama dua hari karena akses jalan di sini juga menjadi alternatif lalu lintas Padang-Bukittinggi," kata Komandan Regu C Damkar Agam, Rince.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Canduang yang menjadi lokasi terdekat dari puncak Gunung Marapi.
"Hanya berselang dua menit setelah erupsi, terdengar bunyi seperti hujan deras di atas atap-atap rumah. Ternyata, itu adalah abu vulkanik yang turun dengan deras, butiran-butirannya sebesar pasir, menambah kecemasan warga," kata Kepala Desa Bukit Batabuah, Firdaus.
Ia menambahkan saat ini masyarakatnya tetap mewaspadai dampak erupsi dengan saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan yang lebih buruk.
Marapi kembali erupsi pada Jumat (23/8) malam jam 22.27 WIB yang terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi 49 detik.
Erupsi ini kemudian diiringi gempa bumi dengan magnitudo 2,5 dengan lokasi 0.37 Lintang Selatan dan 100.38 Bujur timur atau sejauh 7 kilometer Tenggara Kota Bukittinggi serta ke dalam 21 kilometer.
Material abu vulkanik erupsi Marapi menyebar di Agam
Petugas pemadam kebakaran menyiram jalanan di Kabupaten Agam yang dipenuhi kabut abu vulkanik akibat terjadinya erupsi Gunung Marapi (Antara/Al Fatah)
