Dibangun PT Semen Padang, Rumah Sentra Budidaya Maggot Pertama di Padang Diresmikan

id Semen Padang, rumah maggot, pemilahan sampah

Dibangun PT Semen Padang, Rumah Sentra Budidaya Maggot Pertama di Padang Diresmikan

Penjabat Wali Kota Padang Andree Algamar meresmikan Rumah Sentra Budidaya Maggot Pertama dibangun PT Semen Padang.   (ANTARA/HO-SP)

Padang (ANTARA) - Dalam upaya mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan keberlanjutan lingkungan, Direktur Operasi PT Semen Padang Pri Gustari Akbar bersama Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Harmadi Algamar meresmikan Rumah Sentra Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) pertama Kota Padang, Rabu (21/8/2024).

Guna mendukung Sentra Budidaya Maggot BSF ini, PT Semen Padang menggelontorkan anggaran total Rp152 juta, dengan rincian, Rp100 juta untuk renovasi Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF dan Rp52 juta untuk bantuan dua unit Mesin Pemilah dan Pembubur Sampah.

Peresmian Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang yang berada di Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Direktur Operasi PT Semen Padang Pri Gustari Akbar dan PJ Wali Kota Padang Andree Harmadi Algamar.

Hadir pada acara itu Camat Padang Selatan Anhal Mulya Perkasa, seluruh Lurah yang ada di Padang Selatan, dan para tokoh masyarakat setempat. Kemudian dari PT Semen Padang, turut hadir Kepala Unit CSR Ilham Akbar serta para staf pimpinan.

Pri Gustari Akbar dalam sambutannya menyampaikan bahwa PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG berinisiatif mendukung Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang ini, karena masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat (Sumbar), khususnya Kota Padang.

Dalam upaya mendukung solusi atas tantangan itu lah, kata Pri Gustari, PT Semen Padang berkomitmen untuk berkontribusi melalui program TJSL untuk merenovasi Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) Kelurahan Rawang menjadi Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF dengan anggaraan total senilai Rp152 juta.

"Dipilihnya maggot atau Larva BSF untuk mengatasi persoalan sampah, karena maggot atau Larva BSF ini merupakan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah organik. Apalagi, Larva ini memiliki kemampuan untuk menguraikan sampah organik dengan cepat dan efisien, serta dapat menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi," katanya.

Bagi PT Semen Padang, katanya, bantuan ini tidak hanya sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen PT Semen Padang dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat, tapi juga untuk mendorong bagaimana masyarakat bisa menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan, sehingga terciptanya kondisi yang sehat dan nyaman bagi masyarakat.

"Untuk itu, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya dalam mengelola sampah yang lebih efisien dan efektif, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat. Apalagi, pemanfaatan fasilitas ini juga membantu pemerintah dalam pengurangan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," katanya.

PJ Walikota Padang Andree Harmadi Algamar mengapresiasi PT Semen Padang yang telah membantu renovasi TPS3R Kelurahan Rawang menjadi Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang yang merupakan satu-satunya di Kota Padang.

Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF ini diharapkan dapat mejadi penggerak bagi kecamatan-kecamatan lain di Kota Padang.

"Ini pertama di Kota Padang, dan setelah ini kami harapkan Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang ini bisa berkembang ke kecamatan lainnya. Namun sebelum itu, kami lihat dulu apakah ada keberlangsungannya. Jangan hanya sekedar gunting pita kemudian selesai. Karena yang kami inginkan itu, bagaimana keberadaan Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang ini bisa membuat kita bersama-sama untuk dapat memilah sampah dari rumah," katanya.

"Kepada pengelola Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF, jangan jadikan ini sebagai beban, tapi jadikanlah ini sebagai semangat bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Karena, kalau tidak kita kelola mulai dari sekarang, maka kita akan mewariskan lingkungan yang tidak sehat kepada anak cucu kita nantinya," imbuh Andree.

Dia pun berharap partisipasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF dalam pengolahan sampah yang pemilahannya dimulai dari rumah. Apalagi, memilah sampah dari rumah adalah hal yang mudah dilakukan, tinggal memisah mana sampah organik dan mana sampah non organik.

"Kalau sampah organik, bisa dikirim ke tempat budidaya maggot, dan sampah non organik ke bank sampah. "Jika ini dilakukan, maka akan ada sirkular ekonomi," ujar Andree.

Camat Padang Selatan Anhal Mulya Perkasa juga menyampaikan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah merenovasi TPS3R Kelurahan Rawang menjadi Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang.

Menurutnya, dukungan PT Semen Padang untuk Sentra Budidaya Maggot ini merupakan sebuah inovasi dalam mengatasi persoalan sampah yang selama ini juga menjadi atensi dari Pemerintah Kota Padang.

"Setiap hari itu ada 650 ton sampah yang dikirim ke TPA. Bahkan, estimasinya di 2026 sampah yang dikirim ke TPA akan sulit diolah atau dipilah. Maka dari itu, inovasi dari PT Semen Padang ini sangat kami apresiasi setinggi-tingginya. Untuk itu, berterima kasih kepada PT Semen Padang yang telah mendukung Sentra Budidaya Maggot," katanya.

Sementara itu, Dosen Biologi Universitas Andalas (Unand) Dr. Resti Rahayu, sekaligus pendamping Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang menyampaikan bahwa Sentra Budidaya Maggot ini tidak hanya sebatas tempat budidaya maggot, tapi bisa dikatakan ini sebagai rumah produksi protein yang dapat menggantikan tepung ikan, tepung kedele dan tepung protein lainnya.

"Jadi, tidak hanya sekedar Rumah Budidaya Maggot, tapi bisa kami sebut ini sebagai rumah produksi protein yang bisa menghasilkan makanan ternak berprotein tinggi sampai 62 persen. Bahkan dalam sehari, Budidaya Maggot ini bisa menampung sebanyak 1,1 ton sampah organik," kata Resti Rahayu.

Untuk itu, tambahnya, dia berharap agar masyarakat ke depan bisa memanfaatkan Sentra Budidaya Maggot ini dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah yang sesuai dengan karakternya. Kalau sampah plastik dan kertas, masyarakat bisa mengirimnya ke bank sampah. Tapi kalau sampah organik, segera dikirim ke Sentra Budidaya Maggot untuk diolah menjadi makanan ternak berprotein tinggi.

"Harapan ini kami sampaikan, karena yang jadi kendala para penggiat maggot selama ini adalah dalam pemilahan sampah di rumah. Makanya, ini kembali ke kita masyarakat. Kami harap sinergi masyarakat untuk mendukung Sentra Budidaya Maggot ini," pungkas Resti Rahayu.(*)