Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan harimau sumatera yang mati terjerat di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, pernah muncul di dua lokasi di kabupaten itu.
"Satwa ini juga pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan," kata Kepala Seksi Wilayah I Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri di Lubuk Basung, Jumat .
Ia mengatakan harimau tersebut sempat terekam kamera jebak milik BKSDA Sumbar di Baringin Kecamatan Palembayan April 2024 dan Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh.
Dari hasil kamera jebak, satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya terlihat dengan kondisi kaki depan sebelah kiri putus.
"Harimau yang mati di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan juga mengalami cacat pada kaki kiri," katanya.
Ia menambahkan penanganan konflik telah dilakukan di daerah tersebut setelah kerbau dan kambing milik warga dimangsa.
Penanganan konflik itu dengan menurunkan petugas WRU BKSDA Sumbar, Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.
"Kita juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin dan lainnya untuk evakuasi satwa itu," katanya.
Ia mengakui harimau pertama kali terkena jerat babi pada bagian leher diketahui warga atas nama Simar saat sedang berada di sawahnya.
Simar menduga babi yang terjerat dan setelah itu ia langsung menuju lokasi. Sesampai di lokasi, Simar melihat harimau terjerat dan langsung melaporkan ke warga sekitar.
Setelah itu Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua melaporkan temuan itu ke BKSDA sekitar pukul 16.00 WIB.
Pihaknya langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi.
Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi. Sekitar pukul 19.10 WIB harimau sudah mati.
"Satwa langsung kita evakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang untuk dilakukan nekropsi dalam memastikan penyebab kematian selain terjerat," katanya.
Kedepan, BKSDA Sumbar bakal melakukan sapu jerat babi yang dipasang dan melakukan sosialisasi kepada warga untuk tidak memasang jerat berdampak terhadap harimau maupun satwa dilindungi lainnya.
Berita Terkait
Pemprov Sumbar Raih Penghargaan Wahana Tata Nugraha Wiratama Tahun 2024
Minggu, 8 September 2024 7:19 Wib
Disperpusip: Tingkat literasi dan membaca warga Sumbar meningkat
Sabtu, 7 September 2024 21:33 Wib
Barongsai sumbang medali perak untuk Sumbar di PON XXI
Sabtu, 7 September 2024 19:35 Wib
Gulat Siap Pertahankan Tradisi Medali Bagi Sumbar dalam PON XXI
Jumat, 6 September 2024 21:16 Wib
Cabor Muathai PON XXI, Perunggu Sudah Ditangan Atlet Sumbar
Jumat, 6 September 2024 21:10 Wib
Bawaslu Sumbar resmikan "Palanta Ngopida" Panwascam Tiumang Dharmasraya
Jumat, 6 September 2024 19:42 Wib
Bawaslu Sumbar : kampung pengawasan beri ruang masyarakat berdialog
Jumat, 6 September 2024 19:38 Wib
Kemenkumham Sumbar wujudkan kinerja Lapas yang berintegritas
Jumat, 6 September 2024 18:38 Wib