Padang Panjang (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini, ingatkan Pemkot Padang Panjang, Sumatera Barat untuk waspada terhadap banjir lahar dingin susulan yang mungkin bisa terjadi, mengingat masih adanya erupsi yang dikeluarkan gunung Marapi.
“Kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan yang akan terjadi, saya minta Pemkot dan stakeholder terkait agar memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait jalur yang dilalui lahar dingin,” kata dia saat mengunjungi lokasi pengungsian warga terdampak lahar dingin Sabtu (11/5) lalu di Kelurahan Pasar Usang Kecamatan Padang Panjang Barat, Kamis (16/5).
Di posko pengungsian, Mensos, juga menghibur anak-anak dan memberikan arahan kepada para orang tua agar mereka kuat dan tabah dengan keadaan yang terjadi.
“Kementerian Sosial akan berupaya bantu apa yang diperlukan nantinya, semoga musibah ini cepat berlalu dan kita semua dapat diberikan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi,” ujar Risma memotivasi pengungsi.
Mensos juga meninjau kesiapan dapur umum yang menyiapkan kebutuhan konsumsi masyarakat di pos pengungsian dan berdialog dengan semua personil Tagana relawan Kemensos.
Sementara itu sungai yang cukup besar berhulu dari gunung Marapi adalah sungai dari nagari Singgalang Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, melintasi Kota Padang Panjang di perbatasan Singgalang dan Padang Panjang tepatnya di Lubuk Mata Kucing. Sepanjang aliran sungai hingga ke Lembah Anai menjadi batas daerah administratif.
Dulunya sungai yang melintasi Kota Padang Panjang, oleh masyarakat diberi nama diantaranya, Batang Aia (sungai Batu Limo) karena dilokasi sungai ini terdapat lima buah batu besar dan dulunya sering di kunjungi masyarakat Silaiang Ateh untuk berenang dan menjadi salah satu objek wisata di Kelurahan Silaiang Atas. Radius ratusan meter di bawahnya masyarakat menamkan Batang Aia Tanang, karena kondisi air di sungai ini lebih luas dari lokasi Batu Limo dan airnya yang cukup tenang. lokasi ini bagian dari Sangkua RT 01 Kelurahan Silaiang Bawah.
Akibat bencana banjir bandang lahar dingin Sabtu (11/5) sejak dari Lubuk Mata Kucing hingga Batang Aia Batu Limo maupun Batang Aia Tanang tidak lagi berbentuk, selain rumah dua warga Padang Panjang di sekitar Batang Aia Tanang (Sangkua) juga menjadi korban hanyut dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Sedimen vulkanik yang cukup banyak di puncak gunung Marapi, di khawatirkan menjadi ancaman terjadinya banjir lahar dingin susulan. BMKG hingga hari ini melakukan modifikasi awan dengan menerjunkan puluhan ton garam agar tidak terjadi hujan di sekitar Marapi.