BPBD Bukittinggi ungkap 697 warga terdampak banjir

id BPBD Bukittinggi,banjir bukittinggi,berita bukittinggi,berita sumbar

BPBD Bukittinggi ungkap 697 warga terdampak banjir

BPBD melakukan pembersihan rumah warga dari genangan air akibat banjir yang terjadi pada Selasa (1/4). BPBD mengungkap sebanyak 697 warga terdampak banjir (Antara/Al Fatah)

Bukittinggi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mengungkap sebanyak 697 warga terdampak bencana banjir yang terjadi pada Selasa (1/4) malam.

"Ada sembilan lokasi di Kota Bukittinggi yang mengalami banjir atau digenangi air. Data sementara total 697 warga terdampak dari ratusan kepala keluarga (KK) yang telah dibantu evakuasi," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bukittinggi, Zulhendri, Rabu.

Ia menyebut proses evakuasi warga dilakukan saat kejadian dan proses pengeringan dan penyelamatan barang-barang warga dilakukan sejak malam hingga pagi hari.

"Kami dibantu Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bukittinggi dan daerah lainnya untuk mempercepat proses pembersihan hingga warga bisa kembali ke rumahnya," kata dia.

BPBD belum bisa memberikan data nilai kerugian dari banjir yang terjadi akibat aliran air dari daerah ketinggian di Kabupaten Agam ditambah curah hujan tinggi.

"Ada banyak fasilitas umum juga yang mengalami kerusakan cukup parah seperti badan jalan, saluran drainase dan trotoar. Untuk rumah warga mayoritas barang-barang rusak terendam air," kata Zulhendri.

Ia merinci lokasi yang mengalami banjir terjadi di Kelurahan Pulai Anak Air dengan 9 KK 38 jiwa. Kelurahan Garegeh dengan 62 KK 185 jiwa.

Kelurahan Sapiran Asrama Kodim dengan 3 KK dan 13 jiwa, Kelurahan Birugo 5 KK 15 jiwa, Kelurahan Pakan Labuah dengan 261 jiwa terdampak.

Selanjutnya, Kelurahan Parit Antang dengan 17 jiwa, Kelurahan Ladang Cakiah dengan 52 jiwa, Kelurahan Kayu Kubu dengan 5 KK terdampak, Kelurahan Guguk Bulek dengan 111 Jiwa.

BPBD menegaskan mengerahkan seluruh personel dalam upaya penanggulangan banjir yang terjadi dan meminta warga memberikan informasi jika belum terdata.

"Ada beberapa mesin apung dikerahkan. Kami bekerjasama dengan Tagana, Damkar dan pihak lain. Laporkan jika ada lokasi yang belum terdata," pungkasnya.