Kementan : Sektor pertanian berperan penting dukung ekonomi nasional

id Kementan,ekonomi nasional,dies natalis Fakultas Pertanian Unand ke-68.,Sektor pertanian

Kementan : Sektor pertanian berperan penting dukung ekonomi nasional

Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Siti Munifah menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Fakultas Pertanian Unand di Padang, Rabu, (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang (ANTARA) - Kementerian Pertanian mengemukakan sektor pertanian hingga saat ini masih berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional termasuk saat Indonesia dilanda pandemi COVID-19.

"Setelah Indonesia digempur oleh COVID-19 hingga perubahan iklim, termasuk adanya perang Rusia dengan Ukraina yang berdampak pada harga pupuk, ekonomi Indonesia masih tumbuh cukup tinggi dan itu didukung oleh sektor pertanian," kata Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Siti Munifah di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu saat membacakan orasi ilmiah Menteri Pertanian dalam rangka dies natalis Fakultas Pertanian Unand ke-68.

Menurut dia selain berperan penting sektor pertanian juga menjadi sumber penyedia pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia.

Ia menyebutkan cadangan beras nasional yang tersimpan di Bulog saat ini tercatat mencapai 600 ribu ton.

Tidak hanya itu pertanian juga menjadi sumber devisa nasional termasuk penyedia lapangan kerja karena hampir 10 juta rakyat Indonesia yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 bisa beralih ke sektor pertanian.

Ia memaparkan selama pandemi COVID-19 sektor pertanian telah menjadi bantalan perekonomian nasional dan sejak 2010 pertanian konsisten menjadi penyumbang Pendapatan Domestik Bruto kedua terbesar nasional

"Saat lapangan kerja di sektor jasa tertutup akibat pandemi, tidak ada petani yang libur kerja mereka tetap turun ke sawah bercocok tanam karena di sawah bebas COVID-19," ujarnya.

Pada sisi lain ia memaparkan daya beli petani membaik terlihat dari Nilai Tukar Petani terus meningkat yang pada Maret 2022 mencapai 109,25 atau tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Untuk pembiayaan sektor pertanian selain dari APBN, ia menyampaikan pemerintah melakukan dengan memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat bersama seluruh insan pertanian.

Sejak 2020 sampai 2022 kinerja KUR sektor pertanian cukup menggembirakan karena dari target Rp50 triliun pada 2020 terealisasi Rp55,30 triliun.

Kemudian 2021 dari target Rp70 triliun tercapai Rp75,62 triliun atau 122,31 persen.

"Kalau dicermati dari nilai KUR tersebut ternyata NPL atau kredit bermasalah hanya 0,6 persen, artinya insan pertanian yang mengambil KUR adalah orang yang jujur dan tak suka ngemplang kredit," kata dia.

Ia menambahkan KUR ini juga diakses oleh petani milenial dan anak-anak muda lulusan perguruan tinggi yang punya keinginan membangun pertanian.