Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat membutuhkan dana Rp10 miliar untuk mengangkut kapal perang bekas yaitu KRI Teluk Ratai untuk dijadikan museum guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
"Kami hanya mampu menganggarkan Rp2 miliar selebihnya kami meminta kepada pemerintah pusat," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman, Senin.
Oleh karena itu, lanjutnya ia telah membicarakan hal tersebut kepada Wakil Menteri Pertahanan RI guna meminta pemerintah pusat membuat program nasional menjadikan kapal perang bekas itu menjadi museum perjuangan di Pariaman.
Ia mengatakan dengan adanya museum perjuangan di Pariaman tersebut maka dapat memperkuat sejarah kota itu sebagai pangkalan besar angkatan laut di masa perjuangan melawan penjajah.
"Rencananya selain menjadi museum juga difungsikan sebagai objek wisata untuk menambah daya tarik pariwisata. Bahkan bisa menjadi daya tarik wisata utama di Pariaman," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan agar KRI Teluk Ratai tersebut dapat tiba di Pariaman sehingga melengkapi daya tarik wisata bidang angkatan laut yang sebelumnya daerah itu telah memiliki tank dan meriam.
Ia meminta dukungan dari seluruh pihak agar upaya mendatangkan kapal tersebut dapat terwujud guna memberikan edukasi sejarah Pariaman serta meningkatkan ekonomi warga di daerah itu khususnya dari sektor pariwisata.
Sekretaris Daerah Kota Pariaman Yotta Balad mengatakan pihaknya telah berupaya di sejumlah kementerian untuk membantu mendatangkan kapal tersebut ke Pariaman.
"Sampai pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kami minta bantuan," ujarnya.
Sebelumnya Kapal perang bekas KRI Teluk Ratai-509 yang dihibahkan oleh TNI Angkatan Laut (AL) untuk Kota Pariaman, Sumatera Barat akan dibawa ke kota tabuik itu dengan cara ditarik menggunakan kapal lainnya.
"TNI AL segera memproses administrasi kapal tersebut dan kami pun juga segera memprosesnya supaya cepat sampai di Kota Pariaman,” kata Asisten I Setdako Pariaman, Yaminu Rizal usai rapat pembahasan secara virtual melalui konferensi video dengan pihak Markas Besar Angkatan Laut di Pariaman.
Ia mengatakan dengan dibawanya kapal tersebut ke Pariaman maka perlu dibuatkan rincian anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ia menyampaikan kapal tersebut akan dijadikan sebagai monumen dan museum maritim dari TNI AL di Kota Pariaman sehingga menjadi sarana edukasi dan destinasi di daerah itu.