KBRI London Gelar "Ramadhan For Teens And Kids"
London, (Antara) - KBRI London menggelar kegiatan "Ramadan for Teens and Kids" akhir pekan lalu diikuti oleh sekitar 40 anak dan remaja Muslim Indonesia di London, ujar Fitri Yantin, koordinator kegiatan tersebut.
Ramadhan di Inggris yang tahun ini waktu berpuasanya mencapai 18 jam dan di tengah musim panas yang cukup terik, tidak menyurutkan semangat remaja dan anak-anak Muslim Indonesia di London mengikuti kegiatan tersebut, katanya kepada Antara di London Selasa.
Dikatakannya acara tersebut diadakan berbarengan dengan kegiatan pengajian serta buka puasa bersama yang diselenggarakan Pengajian Masyarakat Indonesia di London dan sekitarnya setiap akhir pekan selama bulan Ramadhan.
Bagi para remaja, kegiatan ini tidak hanya sekedar menjadi pengisi waktu menjelang berbuka puasa tetapi menjadi wahana yang tepat untuk berdiskusi seputar kehidupan mereka sehari-hari.
Berbagai topik hangat dan menarik menggunakan media audio visual secara interaktif plus narasumber pilihan yang kompetensinya disesuaikan dengan karakter anak dan remaja Indonesia yang tumbuh dan besar di Inggris, menjadi daya tarik tersendiri.
Menurut Fitri Yantin, para instruktur yang memandu acara remaja sering kali mendapat pertanyaan yang tidak terduga dari para peserta.
Beruntung salah satu instruktur yaitu Brother Habib adalah seorang warga negara Inggris yang telah memeluk Islam dan beristrikan wanita asal Indonesia, dapat memahami persoalan-persoalan yang dihadapi oleh remaja-remaja Muslim Indonesia yang tinggal dan bersekolah di Negara yang penduduknya mayoritas nonmuslim ini, ujarnya.
Dikatakannya kegiatan untuk remaja ini memang dirancang untuk lebih memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berdialog dan berdiskusi. Karena itu setiap instruktur diminta untuk memberikan porsi dialog yang lebih banyak sebagai wahana para remaja untuk mengenal Islam dan memaknainya secara lebih dalam di keseharian mereka.
Panitia menghadirkan instruktur yang telah berpengalaman dalam berinteraksi dengan masyarakat Inggris kebanyakan dan tetap memegang teguh komitmen keIslaman.
Panitia juga mengundang M Susilo yang bekerja sebagai wartawan BBC London dan Luluk Prayitno yang bekerja sebagai "teaching assistant" di salah satu sekolah dasar di pinggiran Kota London, kedua narasumber sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Inggris untuk membantu acara.
Salah satu pertanyaan yang sempat diajukan remaja misalnya mengenai pekerjaan para instruktur. "Apakah pekerjaan yang saat ini digeluti dapat menjadi inspirasi bagi keber-Islaman instruktur," Bagi brother Nawaff, instruktur yang seorang Inggris keturunan India, pertanyaan semacam ini tidaklah mudah untuk dijawab.
Dia sendiri bekerja di salah satu organisasi Islam di London yang cukup besar sehingga sebagian besar interaksinya tentu dengan sesama Muslim sehingga tidak menyulitkannya dalam menjaga sikap-sikap keIslaman dalam keseharian.
Tetapi, tambahnya lagi, banyak pekerjaan di negeri Barat yang mengedepankan profesionalisme yang nilai-nilai dasarnya, sesungguhnya juga didukung oleh Islam, seperti disiplin, tepat waktu, jujur, dan komitmen.
Berbeda dengan kegiatan remaja, aktivitas ramadhan untuk anak-anak lebih banyak diberikan dalam bentuk permainan dan quiz.
Menurut Fitri Yantin, yang saat ini sedang menyelesaikan disertasinya di Roehampton University, banyaknya aktivitas permainan dengan pertimbangan anak-anak tidak bisa dipaksakan berlama-lama dalam keadaan duduk atau diam menyimak pelajaran.
Mereka lebih menyukai kegiatan yang membuat mereka aktif bergerak. Kegiatan belajar agama melalui permainan yang dinamis ini bermanfaat agar anak terlatih untuk bersikap disiplin, jujur dan dapat membangun kerja sama yang baik.
Di berbagai bentuk permainan anak dipandu oleh Devfanny Aprilia mahasiswi di Westminster University dan Rika Reviza mahasiswi Greenwich University. Sebagian besar peserta anak yang berusia 8-10 tahun tetap komitmen menjalankan ibadah puasa selama 18 jam walaupun mereka juga harus masuk sekolah seperti biasa.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya Hamzah Thayeb mendukung dan menyambut baik adanya program ramadhan terutama untuk remaja dan anak-anak, sebagai bagian dari pelayanan pihak kedutaan terhadap warga Indonesia.
Disamping itu sebagian peserta kegiatan "Ramadhan for Teens and Kids" adalah putera-puteri dari staf KBRI sendiri.
Ketua Pengajian Masyarakat Indonesia di London TA Fauzi Soelaiman juga berharap kegiatan remaja dan anak-anak ini dapat berlangsung rutin sehingga upaya syiar Islam khususnya bagi generasi muda Indonesia di lnggris bisa terus berlangsung. (*/sun)