Baturaja (ANTARA) - Pengusaha tempe di Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan keluhkan lonjakan harga kedelai impor yang saat ini di kisaran Rp13.000 per kilogram atau naik dua kali lipat dari sebelumnya.
"Tentu sangat memberatkan kami sebagai produsen karena kedelai impor merupakan bahan baku utama untuk membuat tempe dengan kualitas baik," kata Hamdani, salah seorang pengusaha tempe di Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Rabu.
Menurut dia, kenaikan harga kedelai itu terjadi sejak awal tahun lalu dan pihaknya sendiri terpaksa mensiasatinya agar tidak merugi.
Sebab, kata dia, dengan kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini menaikan harga tempe di pasaran dikhawatirkan akan semakin menurunkan daya beli masyarakat.
Oleh sebab itu sebagian besar perajin tempe di daerah itu menyiasati dengan mengurangi ukuran dan ketebalan tempe tanpa menaikan harga jual di pasaran yaitu masih di kisaran Rp5.000 hingga Rp10.000 per batang.
Hamdani berharap pemerintah segera mencarikan solusi guna menurunkan harga kedelai impor sehingga omzet penjualan kembali normal.
"Sekarang ini daya beli masyarakat merosot tajam. Sebelumnya saya bisa menjual tempe sebanyak 350 kilogram per hari. Sekarang paling laku 75 Kg," ungkapnya.
Berita Terkait
Seorang Chef asal Bali Jawel Husin kenalkan kuliner Indonesia di Malaysia
Senin, 27 Februari 2023 6:43 Wib
Perajin tahu dan tempe tak perlu risau, Mendag komitmen turunkan harga kedelai jadi Rp11.000-Rp12.000/kg
Jumat, 20 Januari 2023 20:15 Wib
Mengandung Prebiotik dan Probiotik Tempe disebut "Makanan Super"
Selasa, 18 Oktober 2022 16:20 Wib
Dana KOTAKU untuk Sawahlunto Rp7,4 miliar pada 2021, ini proyeksinya
Jumat, 25 Februari 2022 11:13 Wib
Mogok Produksi Tahu Dan Tempe
Senin, 21 Februari 2022 16:50 Wib
Tempe Indonesia rambah pasar Jepang melalui jaringan supermarket Gyomu Supaa
Kamis, 30 September 2021 7:45 Wib
Imbas Kenaikan Harga Kacang Kedelai Di Padang
Kamis, 3 Juni 2021 19:54 Wib
Usaha Keripik Tempe Terdampak Larangan Mudik Lebaran
Selasa, 18 Mei 2021 14:09 Wib