Padang Aro (ANTARA) - Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Kerinci Seblat wilayah IV (Solok, Solok Selatan, Dharmasraya) mengusulkan penutupan sementara jalur pendakian Gunung Kerinci yang melalui Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, karena banyak petunjuk arah yang hilang akibat perambahan yang dilakukan masyarakat.
"Banyak petunjuk arah yang hilang akibat perambahan dan punggungan (jalur) sudah tertutup serasah sehingga kami mengusulkan ke kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah II Sumbar untuk dilakukan penutupan sementara," kata Kepala Seksi PTN Kerinci Seblat Wilayah IV David saat dikonfirmasi di Padang Aro, Jumat.
Ia menyebutkan saat operasi gabungan pada Juni 2021 yang melibatkan Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Wilayah Sumatera, Polda Sumbar, TNKS Bidang 2 Sumbar, ditemukan perambahan di jalur pendakian yang luasnya sekitar 160 hektare.
"Perambahan untuk pembukaan lahan dan jual beli lahan untuk perladangan kopi," katanya.
Ia menambahkan sekarang lahan tersebut sudah ditinggalkan dan rencana dilakukan kegiatan pemulihan ekosistem dengan mekanisme alam.
Jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan pertama kali dibuka pada akhir 2017 setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mensahkan mensahkan rezonasi jalur.
Pendaki akan menempuh jarak sekitar 12,4 kilometer ke puncak gunung dari batas TNKS itu atau sekitar tiga hari, lebih lama sehari dari jalur pendakian di Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi.
David menyebutkan selama pandemi dan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak ada warga yang mengurus surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) untuk melakukan pendakian Gunung Kerinci melalui jalur Solok Selatan.
Dengan rencana penutupan jalur pendakian melalui Solok Selatan ini, maka pendakian Gunung Kerinci hanya melalui satu pintu di Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi.