Misran Sari bantu masyarakat perbatasan Sumbar nikmati bahan bakar berkualitas

id Pertamina,Sumbar,Pertashop

Misran Sari bantu masyarakat perbatasan Sumbar nikmati bahan bakar berkualitas

Misran Sari melayani warga Simpang Tonang saat pembukaan gerai pertashop miliknya (ANTARA/ Dokumen Pribadi Misran Sari)

Padang, (ANTARA) - Misran Sari (45) sehari-hari bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kenagarian Simpang Tonang Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Dirinya mengabdi di kampung halaman tercinta namun tak hanya menjalani aktifitas sebagai seorang guru saja akan tetapi juga berupaya memberikan dampak luas dan kemaslahatan bagi tanah kelahirannya.

Tak hanya ilmu yang diberikan sebagai seorang guru namun lelaki paruh baya ini memudahkan warga Kenagarian Simpang Tonang mendapatkan bahan bakar berkualitas dengan harga sama dengan seluruh Indonesia melalui Pertashop yang baru saja diresmikan beberapa waktu yang lalu.

Simpang Tonang sendiri memiliki topografi yang unik, berjarak 228 kilometer dari ibu kota provinsi Kota Padang dan jarak nagari ini dengan pusat pemerintahan yakni Lubuk Sikaping sekitar 52,3 kilometer yang ditempuh melalui jalan provinsi yang tak kunjung diperbaiki dengan jalan yang sempit, kawasan hutan liar dan rawan longsor memisahkan daerah ini dengan Lubuk Sikaping.

Selain itu Simpang Tonang berbatasan langsung dengan daerah Sumatera Utara namun akses jalan ke provinsi tetangga tak kurun siap karena minimnya anggaran daerah. Kondisi ini membuat daerah ini seolah berada di jalan buntu atau tak dapat dilintasi menuju Sumatera Utara karena ketiadaan akses jalan.

Hal ini membuat daerah ini sangat bergantung kepada daerah tetangga untuk memenuhi kebutuhan warganya.Contohnya aktifitas pasar di daerah ini hanya dilakukan sekali dalam satu pekan yakni pada hari Selasa.

Hari Selasa bagi warga di sana yang didominasi bekerja sebagai petani merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri karena mereka dapat pergi ke pasar Simpang Tonang membelanjakan uang yang didapatkan dari hasil menjual padi, sayur, pinang dan komoditi lainnya yang dikerjakan sehari-hari membeli kebutuhan hidup di pasar tersebut.

Begitulah kehidupan di sana, meski tak berbentuk pulau-pulau seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai yang membuat akses transportasi terhambat namun jarak yang jauh membuat transportasi barang ke daerah yang dulu dikenal dengan nama Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang tertuang dalam Instruksi Presiden No. 5 tanggal 27 Desember 1992 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan terhambat.

Termasuk mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan bahan bakar minyak, warga di sana untuk mendapatkan bahan bakar untuk kendaraan harus membeli dengan harga yang cukup mahal dari pedagang eceran. Para pedagang eceran membeli bahan bakar dari SPBU yang berada di daerah Panti di Kabupaten Pasaman atau Simpang Empat di Kabupaten Pasaman Barat.

Bahan bakar itu dibawa ke Simpang Tonang dan dijual secara eceran kepada warga menggunakan botol bekas minuman atau tabung berukuran 1.200 mililiter dan tentu dengan takaran yang tidak penuh.

Hal ini terus dialami warga masyarakat dari dulunya, setiap tahun ke tahun dilalui saja dengan sabar tanpa ada keluhan.

Padahal tingginya harga bahan bakar yang mereka konsumsi membuat anggaran kebutuhan hidup mereka meningkat karena membeli bahan bakar dengan harga yang mahal.

"Biasanya botol berisikan tidak sampai tiga per empat botol berukuran 1,2 liter berisikan pertalite dijual ke warga sebesar Rp10.000," kata Misran Sari.

Misran Sari yang melihat penawaran dari PT Pertamina tentang mitra Pertashop tak berfikir panjang, dirinya langsung mengambil keputusan bekerja sama dan akhirnya Pertashop itu hadir di Simpang Tonang.

"Kita ingin membantu masyarakat mendapatkan bahan bakar yang berkeadilan. Harganya sama dengan seluruh Indonesia dan tentu berkualitas yakni jenis Pertamax," kata dia.

Sejak Pertashop itu hadir, masyarakat sangat mudah mendapatkan bahan bakar berkulaitas dengan oktan 92. Tak hanya pagi dan siang, bahkan malam pun Pertashop ini terus melayani warga yang datang membeli bahan bakar.

"Alhamdulillah, sejak dibuka hinga hari ini semua lancar begitu juga dengan pasokan dari Pertamina. Kita pesan hari ini dengan segera mobil Pertamina sampai ke daerah ini mengantarkan bahan bakar," kata dia.

Ia mengakui langkah bekerja sama dengan Pertamina membuka gerai Pertashop ini untuk membantu warga yang dulunya kesulitan mendapatkan bahan bakar sekarang menjadi mudah.

"Bagi saya keuntungan itu nomor sekian, melihat warga mudah mendapatkan bahan bakar dengan harga yang sama dengan yang dikeluarkan Pertamina merupakan kenikmatan tersendiri. Saya bahagia melihat warga berduyun-duyun datang saat pembukaan dan mencoba membeli bahan bakar dengan harga yang dikeluarkan Pertamina," kata dia.

Hal ini diakui salah seorang warga Simpang Tonang, Deni Asril (32), menurut dia baru kali ini mendapatkan kemudahan mengonsumsi bahan bakar dari nozzle yang sama dengan di SPBU yang ada di daerah lain.

"Banyak kemudahan yang kita dapatkan di Pertashop ini dan ini dapat dirasakan semua kalangan masyarakat di sini," kata dia.

Sales Area Manager (SAM) Pertamina Sumbar I Made Wira Pramarta mencatat 200 unit Pertashop sudah tersebar di Sumatera Barat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat (BBM) hingga ke pelosok daerah di provinsi itu hingga Oktober 2021.

Pertashop berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap BBM berkualitas.

Selain itu Pertashop juga akan turut menumbuhkembangkan potensi desa.Pertashop ini menjual produk Dexlite dan menjadi Pertashop ke-200 di wilayah Sumbar dan kebutuhan stok Pertashop tersebut dipasok dari Integrated Terminal (IT) Teluk Kabung.

"Saat ini sudah ada 200 Pertashop di Sumbar dan tersebar di 14 kabupaten, bahkan di Kepulauan Mentawai ada dua unit Pertashop," katanya.

Menurut dia, Pertashop juga akan segera hadir di pinggiran Kota Padang tepatnya di Sungai Pisang untuk melayani nelayan dan perahu wisata pulau.

"Hampir setiap Pertashop memiliki dua sampai tiga tenaga kerja dengan hadirnya Pertashop ini, kita harapkan dapat mendorong perkembangan kegiatan ekonomi di daerah pedesaan," kata dia.

"Pertashop mengutamakan lokasi di desa atau wilayah yang jauh dari SPBU dan ejak awal diluncurkan, Pertashop mendapat tempat di hati masyarakat di berbagai pelosok negeri hingga Oktober 2021, pembangunan Pertashop di Sumatera Barat mencapai 200 unit," kata dia.