BNPB Bangun Sirene Tsunami di Bengkulu

id BNPB Bangun Sirene Tsunami di Bengkulu

Bengkulu, (Antara) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan membangun enam sirene peringatan dini bencana di enam kabupaten pesisir di Provinsi Bengkulu. "Program ini dari pusat, BNPB akan bekerja sama dengan BMKG membangun sirene peringatan dini tsunami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Kolendri di Bengkulu, Rabu. Ia mengatakan hal itu saat dialog tentang kebencanaan yang digagas Women Crisis Center (WCC) bersama BPBD Provinsi Bengkulu di Kantor BPBD Bengkulu. Program pembangunan sirene tersebut kata dia sepaket dengan pembangunan shelter tsunami dengan nilai anggaran sebesar Rp68 miliar. Enam kabupaten dan kota pesisir yang menjadi sasaran yakni Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur. Pembangunan shelter tersebut sebagai upaya pengurangan resiko bencana tsunami di wilayah pesisir enam kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. "Shelter ini semacam bangunan evakuasi atau 'escape building' saat terjadi bencana tsunami, juga multifungsi," katanya. Saat ini kata Kolendri terdapat dua sirene peringatan dini tsunami yang berasal dari hibah BMKG pusat yang dibangun di Kota Bengkulu. Sirene yang rutin diuji setiap bulan pada tiap tanggal 26 itu merupakan seperangkat alat dengan teknologi canggih. "Untuk membangun itu anggarannya miliaran rupiah, jadi alat yang dibangun dari BNPB itu akan lebih sederhana teknologinya," tambahnya. Ia menambahkan alokasi dana pembangunan selter tersebut terbesar untuk Kota Bengkulu senilai Rp14 miliar. Sedangkan untuk lima kabupaten lainnya masing-masing sebesar Rp10 miliar. Kolendri mengharapkan program tersebut masih dilanjutkan pada tahun berikutnya sebab Kabupaten Bengkulu Tengah yang rawan tsunami belum masuk dalam program ini. "Apalagi kawasan padat permukiman di pesisir cukup banyak jadi selter ini perlu diperbanyak," katanya. Kepala Seksi Observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu Sudianto mengatakan dengan dua sirene peringatan dini tsunami yang ada saat ini masih sangat minim. "Apalagi bunyi yang dihasilkan juga terbatas radiusnya, jadi masih butuh penambahan sirene," katanya. (*/jno)