Saat COVID-19 Maret 2020 ada 2.495 orang turis asing berkunjung ke Sumbar, menurut BPS

id berita padang, berita sumbar, turis asing, BPS

Saat COVID-19 Maret 2020 ada 2.495 orang turis asing berkunjung ke Sumbar, menurut BPS

Petugas memasang tanda pengumuman penutupan objek wisata Pantai Air Manis di Padang, Jumat (20/3). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jika pada Februari 2020 jumlah wisman yang datang ke Sumbar mencapai 4.038 orang, namun di Maret 2020 tinggal 2.495 orang atau turun 38,21 persen,
Padang (ANTARA) - Di saat pandemi COVID-19 pada Maret 2020, ada sebanyak 2.495 orang wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar), berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi itu.

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) itu, terbesar dari Malaysia sebanyak 2.080 orang disusul, Australia (62), Perancis (41), Amerika Serikat (34), Singapura (32), Jerman (15), Inggris (15), Jepang (12), Afrika Selatan (12), Spanyol (10) dan ngara lainnya 182 orang.

Namun jika dibandingkan sebulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2020 itu telah mengalami penurunan yang cukup besar.

"Jika pada Februari 2020 jumlah wisman yang datang ke Sumbar mencapai 4.038 orang, namun di Maret 2020 tinggal 2.495 orang atau turun 38,21 persen," kata Kepala BPS Sumbar, Pitono di Padang, Senin.

Sebelumnya Akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Sari Lenggogeni menilai sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak akibat pandemi COVID-19.

Butuh waktu setidaknya hingga dua tahun untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di Tanah Air yang saat ini terpukul, ujar dia.

Ia memaparkan sektor pariwisata amat rentan terhadap bencana alam dan krisis, saat ini yang terjadi adalah krisis bidang kesehatan yang membuat minat orang berwisata turun drastis.

Menurutnya mengacu kepada data yang dilansir WTO yang merupakan badan PBB yang membidangi pariwisata kondisi ini setara dengan penurunan turis selama tujuh tahun dari angka yang ada saat ini.

"Ini juga mengakibatkan sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang bergerak di bidang pariwisata kehilangan pekerjaan," tambah dia.

Ia menilai saat ini dunia berada dalam ketidakpastian karena belum ada obat yang jelas mengatasi dampak corona membuat minat wisata menjadi turun.

Ini bukan hanya masalah Indonesia melainkan persoalan dunia, sebutnya.

Oleh sebab itu, saat ini yang bisa dilakukan adalah mengevaluasi pengembangan pariwisata selama ini dan prioritas utama adalah keselamatan bersama, kata dia.

Ia menyampaikan jika sudah ada regulasi yang baik maka akan bisa masuk pada tahap pemulihan.

Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumbar, Alan Maulana Yusran mengakui sektor pariwisata Sumbar terpuruk semenjak mewabahnya virus corona.

Dari 110 hotel yang terhimpun dalam PHRI di Sumbar sebanyak 26 ditutup sementara dan ada sekitar 2.500 karyawan yang dirumahkan, kata dia.