Jakarta, (ANTARA) - Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah trennya positif, meski ekonomi domestik sepanjang tahun lalu tercatat masih di kisaran lima persen.
"Tren IHSG dan rupiah diperkirakan positif meski bergerak terbatas, bahkan ada kecenderungan sentimen positif perlahan mulai mengalahkan sentimen negatif, baik akibat isu-isu domestik maupun tekanan dari global," ujar Wafi dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi tumbuh sebesar 4,97 persen pada kuartal IV 2019, sehingga Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2019 tercatat sebesar 5,02 persen, di bawah target APBN yang ditetapkan sebesar 5,3 persen.
Namun pelemahan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, karena negara tetangga lainnya juga mengalami hal yang sama.
Malaysia hingga kuartal III tahun 2019, membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4 persen, lebih rendah dari pencapaian kuartal sebelumnya yang mencapai 4,9 persen. Singapura bahkan mencatatkan pertumbuhan terendah sejak 2009, karena hanya tumbuh sebesar 0,7 persen pada 2019, bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2018, yang mampu tumbuh sebesar 3,1 persen.
Hal yang sama juga dialami Thailand yang tumbuh sebesar 2,4 persen pada kuartal ketiga, membuat pemerintahnya memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi menjadi 2,6 persen sepanjang 2019, dari perkiraan sebelumnya sekitar 2,7- 3,2 persen. Filipina meski tumbuh sebesar 5,9 persen untuk keseluruhan tahun lalu, namun pencapaian itu di bawah target yang ditetapkan pemerintahnya sekitar 6-6,5 persen untuk tahun 2019.
"Pertumbuhan ekonomi sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga tidak ada reaksi yang berlebihan dari pasar. Bahkan pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, terlihat ada bargain hunting dari investor yang menilai pencapaian ini cukup positif dibanding negara lainnya di Asia Tenggara, meski masih ada sentimen negatif dari geopolitik," kata Wafi.
Aksi beli investor asing diimbangi dengan aksi wait and see dari investor lokal yang masih fokus terhadap isu domestik di pasar keuangan serta menanti laporan keuangan 2019 sejumlah emiten yang masih akan keluar.
Bank Indonesia memperkirakan ke depan perekonomian akan ditopang oleh peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga, diikuti dengan tumbuhnya investasi setelah pemerintah membangun sejumlah infrastruktur serta rencana pemerintah untuk segera mengeluarkan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Pemerintah menetapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dalam APBN 2020. (*)
Berita Terkait
Rupiah Kamis turun 43 poin menjadi Rp15.914 per dolar AS
Kamis, 21 November 2024 9:59 Wib
Rupiah Senin naik 4 poin jadi Rp15.870 per dolar AS
Senin, 18 November 2024 9:16 Wib
Rupiah pada Jumat pagi menguat jadi Rp15.634 per dolar AS
Jumat, 8 November 2024 9:24 Wib
Rupiah Kamis naik 24 poin menjadi Rp15.809 per dolar AS
Kamis, 7 November 2024 9:17 Wib
Rupiah pada Kamis naik 4poin jadi Rp15.701 per dolar AS
Kamis, 31 Oktober 2024 9:35 Wib
Rupiah Rabu menguat 17 poin menjadi Rp15.754 per dolar AS
Rabu, 30 Oktober 2024 9:13 Wib
Rupiah Selasa melemah 19 poin menjadi Rp15.743 per dolar AS
Selasa, 29 Oktober 2024 9:19 Wib
Rupiah Jumat turun 31 poin menjadi Rp15.615 per dolar AS
Jumat, 25 Oktober 2024 9:19 Wib