Aksi heroik pendeta Yason dan Titus selamatkan suku pendatang di Wamena Papua berbuah penghargaan

id Pelopor perdamaian,Titus Kogoya,Yason Yikwa,Kerusuhan papua,rusuh wamena,pendeta Yason,kerusuhan wamena,korban wamena,papua,papua terkini,berita papua

Aksi heroik pendeta Yason dan Titus selamatkan suku pendatang di Wamena Papua berbuah penghargaan

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) bersama Yason Yikwa (kiri) dan Titus Kogoya (kanan) yang mendapatkan penghargaan sebagai Pelopor Perdamaian (ANTARA/HO-Kemensos)

Jakarta, (ANTARA) - Upaya heroik yang dilakukan Yason Yikwa dan Titus Kogoya saat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mendapat ganjaran penghargaan oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.

"Mereka ini menjadi pelopor perdamaian, upaya heroik mereka patut diapresiasi setinggi-tingginya," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Yason Yikwa (52) adalah seorang pendeta, warga Desa Dokoku, Distrik Kubiki, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

Ia membantu mengevakuasi sekitar 300 warga pendatang masuk ke Gereja Baptis Panorama di Phike saat peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Senin pagi 23 September.

Ketika para pelaku kerusuhan meminta agar warga yang ada di dalam gereja untuk segera keluar, Yason tetap berusaha mempertahankan warga untuk bertahan di dalam gereja dan menemui para perusuh untuk melakukan negosiasi.

Atas negosiasi tersebut, masyarakat pendatang yang berada di pelataran Gereja Baptis Panorama akhirnya keluar dari pelataran gereja dengan selamat.

Sedangkan Titus Kogoya (45), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Tolikora merupakan warga Kampung Mawampi, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

Saat kerusuhan 29 September terjadi, Titus bersama sejumlah pemuda menghadang pelaku kerusuhan di jalan masuk kampung mereka.

Ia bahkan menjadikan rumah keluarganya sebagai tempat 80 warga pendatang mengungsi. Ia mengatakan bahwa sebagian besar warga pendatang sudah seperti saudaranya sendiri.

"Mereka bergerak membantu warga tanpa memandang suku, agama dan ras, bahkan ia rela mengorbankan nyawanya untuk keselamatan warga," lanjut Mensos.

Pemberian penghargaan Pelopor Perdamaian menjadi salah satu rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) diselenggarakan pada 14-17 Oktober 2019 di Yogyakarta.

Satu dasawarsa TKSK, menurut Mensos, memiliki makna perayaan hari jadi sekaligus momen penguatan pelaksanaan layanan-layanan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.

TKSK sebagai relawan sosial selama ini telah membantu upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan.

Hadir dalam puncak acara Gubernur Yogyakarta Hamengkubuwono X, Komisi VIII DPR RI Ali Taher dan Ace Hasan Sadzly, Sekretaris Jenderal Hartono Laras, Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Kepala Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial Syahabuddin, Staf Ahli Mensos Sonny W. Manalu, Staf Khusus Mensos Neil Iskandar, serta pimpinan dan tokoh Organisasi Masyarakat dan Pilar-Pilar Sosial.

TKSK merupakan salah satu unsur relawan sosial yang dibentuk oleh Karang Taruna pada 2009 untuk membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan setelah keberadaan Pekerja Sosial Kecamatan (PSK) ditiadakan. (*)