Seluas 20 hektare lahan terbakar di Solok Selatan

id Kebakaran Lahan,BPBD Solok Selatan,Dampak Kebakaran Lahan

Seluas 20 hektare lahan terbakar di Solok Selatan

Ilustrasi - Anggota Satgas Karhutla Riau berusaha padamkan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (24/9/2019) (Antara Foto/Rony M)

Padang Aro (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mencatat seluas 20 hektare lahan perkebunan terbakar selama 2019.

"Seluas 20 hektare lahan yang terbakar itu tersebar di empat Kecamatan yaitu Pauah Duo, Sangir Batang Hari, Sangir Jujuan dan Sangir Balai Janggo," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solok Selatan Inroni Muharamsyah, di Padang Aro, Jumat.

Ia mengatakan, lahan yang terbakar selama 2019 terjadi dalam rentang waktu empat bulan terakhir dimana paling banyak pada September dengan tujuh kasus.

Selanjutnya pada Agustus tercatat sebanyak lima kasus dan satu kasus kebakaran pada Juli serta satu lagi terjadi Mei 2019.

Lahan yang terbakar berupa perkebunan milik warga dan perusahaan serta padang rumput.

Dia mengimbau, warga yang membuka lahan untuk tidak membakar di lokasi karena sangat berisiko menjalar ke lokasi lain serta mengakibatkan kabut asap.

Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Novi Hendrik mengatakan, hujan yang mengguyur daerah itu menyebabkan kondisi udara lebih bersih walaupun masih berkabut.

"Hujan yang mengguyur Solok Selatan membuat asap kiriman berkurang dan kualitas udara kembali normal," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman mengatakan, akibat kabut asap yang melanda daerah itu pada September tidak terjadi lonjakan penderita ISPA.

Dia menyebutkan, selama tiga minggu September tercatat 1.292 orang yang terkena Ispa sedangkan pada Agustus Jumlahnya mencapai 1.675 orang.

Sedangkan pada kasus iritasi mata pada Agustus tidak ada dan September ada 39 kasus.

Selain itu iritasi kulit akibat kabut asap pada September juga ditemukan 27 kasus dimana pada Agustus tidak ada.

"Secara umum tidak ada lonjakan Ispa akibat kabut asap di Solok Selatan selama September," katanya.