Kualitas udara Padang Panjang di level berbahaya

id Dampak Kabut Asap,Udara Padang Panjang,BPBD Padang Panjang,Kualitas Udara berbahaya,berita padang panjang,berita sumbar

Kualitas udara Padang Panjang di level berbahaya

Personel BPBD Kesbangpol Padang Panjang membagikan masker pada warga yang menggunakan fasilitas angkutan umum di daerah itu Senin pagi. (Dok. BPBD Kesbangpol Padang Panjang)

Padang Panjang (ANTARA) - Kualitas udara di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, mengalami penurunan dari level sangat tidak sehat pada Minggu (22/9) ke level berbahaya pada Senin (23/9) siang akibat kabut asap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kesbangpol Padang Panjang Marwilis di Padang Panjang, Senin, mengatakan karena kondisi penurunan kualitas udara masyarakat diimbau agar mengurangi aktivitas luar ruangan dan memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan.

Ia menerangkan berdasarkan pengukuran kualitas udara yang dilakukan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup setempat pada Senin(23/9) pukul 12.00 sampai 15.30 WIB menunjukkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) 485,7 dengan parameter partikulat berukuran kecil dari 10 mikron (pm10) 585,7 µgram/m3.

ISPU 485,7 dan konsentrasi pm10 585,7 µgram/m3 berarti kualitas udara sudah di level berbahaya dan dapat merugikan kesehatan.

Sementara pada pengamatan sebelumnya, Minggu (22/9) pukul 12.30 sampai 16.00 kondisi kualitas udara tidak lebih baik meski berada di level sangat tidak sehat dengan ISPU 268,4 dan konsentrasi pm10 286,8 µgram/m3.

Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk akibat penurunan kualitas udara, pemerintah daerah setempat pada Senin (23/9) pagi bersama Polres Padang Panjang membagikan masker kepada warga yang ditemui sedang beraktivitas di luar ruangan.

Pembagian masker dilakukan di beberapa ruas jalan di Padang Panjang yaitu di simpang empat pasar, simpang tiga PDAM, simpang Padang, simpang Serambi dan di simpang Kacang Kayu.

"Kabut asap terlihat jelas makin tebal dan kami imbau masyarakat memahami risiko dari kondisi ini dengan membagikan masker agar digunakan ketika keluar rumah," katanya.

Pemerintah setempat juga telah mengambil kebijakan meniadakan aktivitas belajar di sekolah selama dua hari ke depan dan siswa diminta lebih banyak di rumah memanfaatkan waktu untuk belajar dibanding bermain di luar.

Sebelumnya Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wan Dayantolis mengatakan berdasarkan pantauan dari Satelit Himawari-8 menunjukkan asap terpantau sudah merata di wilayah Sumbar dengan kondisi paling pekat berada di wilayah perbukitan arah timur Sumbar.

Diperkirakan konsentrasi polutan masih berpotensi tinggi hingga beberapa hari ke depan karena angin mengarah dari tenggara di mana masih banyak terdapat hotspot dari arah tersebut.