London (ANTARA) - Suasana baru pada perayaan Resepsi Diplomatik merayakan HUT RI ke-74 terlihat di Berlin, tamu bisa berfoto dengan replika Presiden RI, Joko Widodo yang sedang mengayuh sepeda di depan Brandenburger Tor, Berlin.
Menariknya lagi, acara resespi yang dihadiri sekitar 400 tamu undangan ini, diadakan di gedung Axica berlokasi sekitar 50 meter dari Brandenbuger Tor, salah satu ikon Kota Berlin, ujar Pensosbud KBRI Berllin Hannan Hadi kepada Antara London, Jumat.
Dubes Indonesia di Jerman, Arif Havas Oegroseno mendisain perhelatan kemerdekaan Indonesia dengan tampilan berbeda. Resepsi diplomatik umumnya kental dengan suasana formal. Namun Resepsi Diplomatik Indonesia berlangsung Selasa lalu (17/9) dikemas dalam konsep lebih variatif.
Saat pertama masuk ruangan resepsi, disain ruang menyuguhkan taman hutan yang menggambarkan alam Indonesia yang hijau dan terpelihara kesinambungannya. Di sisi kanan kiri ruangan terpajang serangkaian foto menceritakan kilas balik awal sejarah hubungan Indonesia dan Jerman.
Di antaranya sejarah Humbold bersaudara yang pernah menulis buku tentang Indonesia di awal Abad ke-19, sejarah mengenai pengaruh kedokteran Indonesia di Jerman, serta beberapa foto dan lukisan Raden Saleh. Selain itu foto-foto Presiden RI pertama, kedua, keempat, kelima, keenam dan ketujuh saat berkunjung ke Jerman.
Suasana berbeda lainnya tampak di tengah ruang resepi. Di sana terdapat meja bundar putih menyajikan aneka minuman khas Indonesia, termasuk kopi yang ramai didatangi tamu.
Kopi yang disajikan barista Indonesia di Berlin ini adalah kopi Gayo Aceh didatangkan langsung dari Indonesia. Selain itu ada pameran berbagai capaian Indonesia di bidang perdagangan, pendidikan sosial budaya, pertahanan, serta layanan kekonsuleran dan keimigrasian.
Dubes Oegroseno dalam sambutannya menyebutkan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang terbentuk dari berbagai kerajaan. Sebagai bangsa yang besar dan kuat, Indonesia telah teruji dengan berbagai tantangan yang tidak mudah. Mulai sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
“Anda mungkin masih ingat, tahun 1998 Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi. Pertumbuhan minus 13%. GDP kita turun dari 268 milyar US Dollar menjadi 115 milyar US dollar. Banyak yang meramalkan Indonesia akan hancur dan terpecah saat itu“, ujar Dubes Oegroseno menambahkan persepsi tersebut terbantahkan. Indonesia berhasil bangkit dan mampu menghadapi masa-masa sulit itu.
“Buktinya, kita sekarang adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang maju. Hanya dalam satu dekade dari masa krisis, Indonesia diterima menjadi negara anggota G-20. Dan di tengah perang dagang yang pelik saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkendali di angka 5%. GDP Indonesia masih di atas 1 Triliun US dollar dan diprediksi akan tumbuh menjadi 1,6 Triliun US dolar di tahun 2024,” ujarnya.
Potensi besar yang dimiliki Indonesia adalah peluang penguatan kerja sama dengan berbagai mitranya, termasuk dengan Jerman. Tahun 2020 Indonesia akan menjadi Negara Mitra Hannover Messe.
Keseruan acara Resepsi Diplomatik tahun ini dilengkapi dengan kesenian tradisional Indonesia. Di antaranya Gendang Beleq mengawali rangkaian acara resepsi. Tabuh gendang dilengkap dengan instrumen musik lainnya.
Selain Gendang Beleq, tamu undangan disuguhkan lagu-lagu daerah. Kebersamaan dengan para tamu yang hadir semakin terasa saat berpoco-poco dan bersajojo bersama.
Balai kota Frankfurt
Sementara itu resepsi dipmonatik juga diadakan KJRI di Balaikota Frankfurt. Perpaduan gamelan, tari saman, tari merak dan makanan khas Indonesia meramaikan Balai Kota Frankfurt dalam Resepsi Diplomatik merayakan HUT RI ke-74, Rabu malam (18/9)
Konsul Muda KJRI Frankfurt, Dimas Wisudawan kepada Antara London, Jumat mengatakan acara digelar di Roemerhalle atau Roman Halls gedung bersejarah. 600 tahun yang lalu, pedagang Romawi menggunakan gedung ini tempat berjualan, mulainya berbagai trade fairs dan exhibition sampai sekarang.
Penyanyi Indonesia, Anyra Zulniarti membawakan lagu Indonesia Raya dan kebangsaan Republik Federal Jerman ‘Das Lied der Deutschen’.
Sebagai tamu kehormatan dalam acara resepsi diplomatik di Frankfurt adalah Ketua Parlemen kota Frankfurt, Stephan Siegler yang menyampaikan selamat untuk Indonesia. Dikatakannja seperti Indonesia, Frankfurt merupakan kota multikultural terbuka terhadap berbagai kebudayaan dari seluruh dunia sehingga perlu memupuk toleransi.
Sementara itu Konjen RI di Frankfurt, Toferry Primanda Soetikno mengatakan perlunya mentransformasi hubungan Jerman bagian Selatan dan Indonesia menjadi “21st century relations“ yang menekankan kepada hubungan langsung multi-dimensional dan multi-stakeholder antar penduduk (people to people contact), terutama memperkuat hubungan generasi muda.