Pentingnya generasi muda keterampilan hadapi bonus demografi

id BKKBN,Bonus Demografi

Pentingnya generasi muda keterampilan hadapi bonus demografi

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Syahruddin (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Syahruddin meminta pemerintah daerah membekali generasi muda dengan keterampilan dalam menghadapi bonus demografi

"Kita harus mengambil manfaat bonus demografi untuk meningkatkan perekonomian bangsa, karena jumlah manusia produktif lebih banyak daripada nonproduktif," kata dia dalam peringatan momentum Hari Kependudukan Provinsi di Padang, Selasa.

Menurut dia, pihaknya akan terus mengingatkan agar pemerintah kota dan kabupaten serius mempersiapkan generasi muda mereka menyongsong bonus demografi tersebut.

Ia mengatakan Indonesia akan menerima bonus demografi pada 2030 hingga 2040. Pada saat itu jumlah penduduk produktif berusia 15 hingga 60 tahun sekitar 64 persen atau sekitar 297 juta jiwa.

"Agar dapat memetik manfaat maksimal dibutuhkan sumber daya manusia yang melimpah dan kualitas pendidikan dan keterampilan yang baik," kata dia

Menurut dia, Sumatera Barat awalnya diprediksi tidak akan mendapatkan bonus demografi karena angka kelahiran di daerah ini cukup tinggi dengan 2,8 poin pada 2012. Secara perlahan angka itu dapat diturunkan menjadi 2,4 sehingga Sumbar diprediksi mendapatkan bonus pada 2035.

Ia mengatakan beberapa daerah di Sumbar telah menerima bonus demografi, seperti Kota Padang dan Bukittinggi.

Menurut Prof Sri Moertiningsih Adioetomo dalam bukunya Analisis Tahapan Transisi Demografi tingkat kota dan kabupaten 2018, Sumbar terbagi dalam empat rasio ketergantungan, yakni kabupaten dan kota yang berada dalam kategori tahapan transisi demografi lanjut yang rasio ketergantungannya 40 hingga 44,9 persen pada 2015 ditempati oleh Kota Padang.

Selain itu kabupaten dan kota yang berada dalam kategori tahapan transisi demografi sedang berjalan dengan rasio ketergantungan 45 hingga 49,9 persen pada 2015 hanya Kota Bukittinggi.

Sementara Kabupaten Dharmasraya, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang dan Payakumbuh memiliki rasio ketergantungan 50 hingga 54,9 persen pada 2015.

Terakhir, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Padangpariaman, Agam, 50 Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Solok Selatan dan Kota Pariaman memiliki rasio ketergantungan lebih dari 55 persen pada 2015.

"Kita berharap pemangku kebijakan kota dan kabupaten menyusun kebijakan perioritas pembangunan berwawasan kependudukan dalam pemanfaatan bonus demografi," katanya.