Pasar Koto Baru "Digeser" Ke Belakang, Solusi Kemacetan

id Pasar

Pasar Koto Baru "Digeser" Ke Belakang, Solusi Kemacetan

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi saat peletakan baru pertama pasar Koto Baru. (ANTARA SUMBAR/Ira Febrianti)

Batusangkar (ANTARA) - Pasar tumpah di pinggir jalur lintas Sumatera daerah Tanah Datar, Sumatera Barat dibangun ulang dengan menggesernya belasan meter ke belakang dari lokasi lama sehingga tidak lagi mengganggu arus lalu lintas kendaraan di titik tersebut.

Pembangunan pasar di Nagari Koto Baru, Tanah Datar itu mulai dilaksanakan dengan menelan biaya sebesar Rp13 miliar.

"Pembangunan ini kami harap menjadi solusi agar pedagang dan pembeli nyaman beraktivitas serta memutus masalah macet yang sudah lekat dengan lokasi ini selama bertahun-tahun," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno usai peletakan batu pertama pembangunan pasar di Koto Baru, Sabtu.

Pembangunan tahap pertama dengan biaya Rp13 miliar dari APBD provinsi ditargetkan selesai pada akhir 2019.

Sementara secara keseluruhan pembangunan pasar membutuhkan biaya Rp28,9 miliar.

Gubernur menerangkan upaya membenahi pasar sudah sejak lama dilakukan agar aktivitas jual-beli berjalan nyaman tanpa mengganggu arus lalu lintas di jalur lintas Sumatera yang tepat berada di hadapan pasar.

Berbagai upaya sudah dilakukan seperti menyiagakan polisi dan Satpol PP mengatur pedagang dan lalu lintas, ide membangun jalan layang, memindahkan sebagian pedagang ke bagian seberang pasar dan membangun bagian belakang pasar namun belum mencapai titik temu dan kemacetan tetap terjadi.

"Sejak empat tahun lalu bahkan sudah ditawarkan pada pemilik lahan di belakang pasar namun belum ada masyarakat yang mau membebaskan lahannya, syukurlah sekarang sudah mau dan itu berkat sosialisasi dari Pemkab Tanah Datar," katanya.

Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengatakan pihaknya menyiapkan dana dari APBD kabupaten Rp4,7 miliar untuk pembebasan lahan masyarakat yang akan digunakan untuk perluasan pasar ke bagian belakang.

"Tanah yang dibebaskan adalah milik empat orang warga dari dua kaum," katanya.

Pembangunan tahap pertama pasar terdiri dari pembangunan jalan di depan pasar selebar enam meter, pembangunan jalan masuk dan keluar pasar, pematangan lahan miring di bagian belakang pasar yang kemudian dibangun untuk dua unit gudang bongkar muat seluas 3500 meter persegi..

Pembangunan tahap pertama adalah pembangunan satu per tiga dari rencana pembangunan pasar. Meski baru satu per tiga namun diyakini langkah itu akan menjadi solusi kemacetan karena bongkar muat tidak lagi di depan pasar melainkan dipindah ke bagian belakang pasar.(*)