Dinas Perkim perbaiki 156 rumah tidak layak huni di Pasaman Barat

id Bedah rumah,pasaman barat

Dinas Perkim perbaiki 156 rumah tidak layak huni di Pasaman Barat

Ilustrasi - Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Sosial Pasaman Barat, Elifsan saat meninjau rumah warga yang akan dibantu dengan program bedah rumah. (/)

Simpang Empat,- (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman akan memperbaiki sekitar 156 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) selama 2019 ini.

"156 rumah yang akan diperbaiki itu tersebar di lima kenagarian (desa) yang ada di Pasaman Barat," kata Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Pasaman Barat, Asri Hamdi di Simpang Empat, Sabtu.

Ia mengatakan akan terus berupaya mengurangi rumah tidak layak huni di Pasaman Barat. "Secara bertahap akan terus dikurangi. Untuk 2019 ini anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus senilai Rp2,7 miliar," katanya.

Nagari yang memperoleh perbaikan rumah itu adalah Nagari Ujung Gading sebanyak 37 unit, Nagari Ranah Batahan 20 unit, Nagari Rabi Jonggor 30 unit, Nagari Aia Gadang 23 unit, Nagari Sasak 20 unit dan Nagari Kinali 26 unit.

Sedangkan untuk sasaran pelaksanaan RTLH dilakukan pihaknya berdasarkan usulan Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Nagari dan usulan dari masyarakat itu sendiri. "Kita juga memiliki data sendiri tentang data RTLH yang ada. Secara bertahap akan dapat bantuan," ujarnya.

Pemerintah memang tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebanyak Rp17,5 juta per unit. Namun, dalam program bedah rumah ini, diberikan berupa bahan bangunan senilai Rp15juta.

Sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat dengan membentuk kelompok untuk memperbaiki atau membangun rumah secara gotong royong.

Ia menyebutkan program bantuan RTLH ini, merupakan bukti nyata bahwa Pemerintah hadir dalam penyediaan hunian yang layak bagi warga. Meski setiap tahunnya anggaran tersebut mengalami perubahan. "Kami berharap, penerima bantuan RTLH ini dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih layak, sehat dan nyaman," katanya.*