Unjuk kemampuan seni penyandang sindrom down dan autis di Jam Gadang

id penyandang sindrom down

Unjuk kemampuan seni penyandang sindrom down dan autis di Jam Gadang

Anak-anak penyandang sindrom down dan autis menunjukkan kemampuan bermain angklung secara berkelompok dalam peringatan Hari Autis dan Hari Sindrom Down se-Dunia yang dilaksanakan di Bukittinggi, Kamis (4/3/2019). (Antara Sumbar/ Ira Febrianti)

Bukittinggi, (ANTARA) - Anak-anak penyandang sindrom down dan autis di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat unjuk kemampuan seni di pelataran objek wisata Jam Gadang dalam rangka memperingati Hari Sindrom Down dan Hari Autis Internasional, Kamis.

Ketua Forum Komunikasi Orang Tua Anak Spesial Bukittinggi Yanti Brasco di Bukittinggi, Kamis, mengatakan peringatan tersebut dilaksanakan di Jam Gadang dengan tujuan mendekatkan anak dalam kondisi spesial tersebut pada masyarakat sekaligus unjuk kebolehan.

"Kami ingin masyarakat melihat anak-anak spesial ini, mereka ada dan mereka bisa. Jadi tidak ada yang membedakan mereka dengan anak-anak lainnya," katanya.

Kemampuan yang ditunjukkan anak-anak tersebut yaitu bermain talempong, pantomim, menari, band, menyanyi, bermain angklung, silek dan bercerita.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan pelepasan seribu balon oleh para orangtua dan anak-anak penyandang sindrom down dan autis.

Pelepasan balon mengandung makna bahwa para orangtua dari anak penyandang sindrom down bisa bebas berharap bahwa anaknya dapat tumbuh ceria melewatkan masa kanak-kanak seperti anak umumnya.

Kemudian bagi anak, pelepasan balon mengandung makna bahwa anak-anak dalam kondisi tersebut juga harus bebas bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

"Anak-anak dalam kondisi apapun harus bebas dan lepas dalam mengekspresikan minatnya," katanya.

Kegiatan peringatan Hari Sindrom Down dan Autis se-Dunia itu diikuti oleh tujuh sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Bukittinggi.

Di sekolah-sekolah tersebut terdapat anak dengan kondisi tuna grahita, tuna netra, down sindrome, autis dan lainnya.

Meski dengan kondisi khusus, anak-anak itu memiliki minat dan kelebihan seperti anak normal lainnya terutama kemampuan bidang seni seperti bernyanyi, bermain alat musik dan menari. (*)